Total Tayangan Halaman

Sabtu, 16 Februari 2013

KOMUNIKASI INTERPERSONAL



ONE-TO-ONE COMMUNICATION: THE DYAD
(KOMUNIKASI ORANG PER ORANG/INTERPERSONAL)

            Selama lebih dari seratus tahun, pembelajaran berbicara hanya berfokus pada pembicara untuk pendengar (satu untuk banyak). Mitra tutur dipandang sebagai massa dengan karakteristik tertentu, dan penutur belajar dengan berorientasi pada karakteristik tersebut. Dewasa ini, pembelajaran berbicara menaruh perhatian pada keunikan masing-masing individu dalam sebuah peristiwa tutur. Kita memulainya dengan istilah dyad atau wicara orang perorang (WO) sebagai dasar pemahaman terhadap proses komunikasi. Dyad seberguna seperti dalam model teoritisnya. Kita jauh lebih sering berkomunikasi secara WO daripada dengan grup kecil atau audience yang lebih besar. Karenanya, seorang public speaker yang hebat akan cacat kompetensinya jika tidak sekligus menjadi seorang pembicara yang produktif dengan orang lain (pembicaraWO). Kita berpikir bahwa hal ini sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan perhatian keterampilan khusus dalam komunikasiWO.
            Keterampilan dasar komunikasi Interpersonal adalah Dyad, yang akan kita definisikan sebagai interaksi komunikatif antar dua orang. Dyad adalah sisi utama bangunan yang dikonstruksi untuk membangun komunikasi antar manusia. Ini berarti, jika terdapat lebih dari dua orang atau lebih seperti grup kecil atau komunikasi publik, situasi tersebut melibatkan beberapa rangkaian dyad. Berpikir bahwa komunikasi dyad mudah diidentifikasi dan diobservasi adalah suatu yang komplek. Tiga chapter pertama membahas tentang faktor yang memengaruhi dua orang ketika mereka berinteraksi. Pada chapter ini kita mengeksplorasi situasi-situasi dyad, variabel penting yang memengaruhi, dan solusi untuk mengembangakan transaksi (transaksi komunikasi).
Tujuan Komunikasi Dyad
            Manusia berinteraksi dalam kaitannya untuk memeroleh tujuan. Beberapa hal tidak bisa kita raih jika kita tidak berkomunikasi secara dyad. Komunikasi ini berkembang secara spontan sekaligus juga melalui sebuah perencanaan dan strategi. Tujuan personal seseorang biasanya terletak pada perkembangan dyad. Seseorang mungkin bermaksud "Aku ingin segera mengakhiri hubungan" atau mungkin "Aku ingin hubungan ini terus berlangsung dan berkembang, ini sangat berarti untukku". Oleh karena itu, sangat bermanfaat untuk menjelaskan tujuan-tujuan umum dalam komunikasi dyad sebagai langkah pertama memahami kenapa dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.
1.      Untuk saling mengasihi
            Hubungan interpersonal pertama kita biasanya dengan orang tua yang mengenalkan kita pada kasih sayang manusia. Kita sekarang tahu  bahwa hal tersebut adalah tipe interaksi dyad -salingmengasihi- yang krusial bagi perkembangan kesehatan anak-anak. Dan tentu saja, kita semua bisa mengakui sebuah kebutuhan berkesinambungan untuk memberi dan menerima cinta selama hidup.
2.      Untuk bersosialisasi
            Terkadang kita ingin tampak ramah, menyenangkan dan bersahabat. Kita berinteraksi  dengan seseorang seakan ingin mengatakan bahwa "kau di sini, aku di sini, dan situasinya mendukung "jadi mari bersantai dan ngobrol”. Banyak situasi sosial seperti rapat di kampus, pesta, atau percakapan telepon dengan sahabat yang sebenarnya tidak berhububungan dengan hal-hal yang substansial, tetapi lebih kepada indikasi bahwa mereka sedang bersosialisasi dengan kebiasaan-kebiasaan yang bisa diterima.
3.      Untuk menyelesaikan tugas
            Kita mungkin saja membentuk sebuah komunikasi dyad untuk menyelesaikan tugas. Hubungan kita diorganisasikan untuk menciptakan bentuk ini. Kita secara praktis membentuk hubungan ini karena pekerjaan kita menghendakinya. Sementara kita bersikap ramah dan bersahabat, mereka tidak selalu bersikap sama. Mereka biasanya melanjutkan hubungan dalam rangka untuk mendominasi perasaan kita demi tercapainya tujuan pekerjaannya.
4.      Untuk berbagi ide dan informasi
            Kita suka mengetahui apa yang orang lain pikir dan ketahui, dan lebih suka lagi jika kita menyampaikan apa yang kita tahu. Ketika kita mendengar gosip dan informasi dalam, kita ingin mengabarkannya pada orang lain. Kita benci pada ketertinggalan informasi, bahkan ketika informasi yang tak penting sekalipun, naluri dasar memaksa kita untuk membentuk dyad demi kepentingan ini.
5.      Untuk mengajar dan belajar
            Mengajar melibatkan pembagian informasi dengan tipe yang khusus dalam sebuah dyad dengan situasi formal dengan seseorang dalam peran aktif antara instruktur dan seseorang prartner sebagai pembelajar pasif. Seperti dalam tujuan penugasan, dyad model pendidik-peserta didik berkembang karena minat interpersonal, tapi tidak selalu tergantung pada hal tersebut. Ini berkembang lebih karena (meskipun seringkali dengan pilihan yang terbatas) kemampuan khusus dari seseorang dan kebutuhan khusus dari orang yang lain.
6.      Untuk mempersuasi
            Dyad tipe ini dibentuk karena  persuator mencari seseorang  untuk dipersuasi. Penjual door-to-door, panggilan telepon iklan, dan kadidat politik adalah contoh-contoh umum. Seseorang yang memenuhi kebutuhan orang lain. Beberapa model dyad juga berubah menjadi paksaan ketika persuator melampaui batas dan tidak mengindahkan prinsip kerjasama dan menggunakan ancaman serta serangan demi kepentiangan kesepakatan. Mungkin inilah yang ditakutkan dari pemaksaan, memaksa untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kepentingan kita, yang membuat kita khawatir dari dyad dengan tujuan persuasi yang jelas.
7.      Untuk menyembuhkan
            Terkadang kita melakuklan dyad demi kepentingan terapi. Kita berusaha memberikan rasa nyaman kepada mereka yang pernah mengalami pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan, sebaliknya, kita berinisiatif untuk dyad ketika kita membutuhkan seseorang untuk menenangkan kita. Tujuannya adalah untuk mengguanakan komunikasi interpersonal untuk membuat seseorang sembuh secara intrapersonal. Terapi dyad mungkin bersifat formal dan berjangka waktu lama, seperti konseling dengan psikiatri, atau  mungkin saja nonformal dan singkat, seperti seorang ayah yang menghibur anaknya karena telah kehilangan atau kalah dalam liga sepak bola pertamanya. Meskipun tujuan penyembuhan ini seringkali dianggap baik, tapi tujan ini juga menghadapi beberapa masalah (1) jika seorang berkebiasaan mencari terapi bukan karena kebutuhan, tapi karena menarik perhatian dari orang lain, (2) ketika seorang memaksakan keinginannya untuk membantu dan menasehati orang lain yang sebenarnya tidak menginginkannya, dan (3) ketika seorang yang memberikan terapi tapi sebenarnya dia tidak berkompeten dalam hal tersebut.

8.      Untuk menyelesaikan konflik
            Sebuah tujuan penting dari dyad adalah untuk mengatasi tujuan-tujuan yang tidak dapat dicapai melalui komunikasi. Wujud konflik yang dimaksud di sini mungkin bukan sebuah pertengkaran sebenarnya, tapi lebih kepada perbedaan pendapat, ketidaksetujuan, atau argumentasi. Bahkan, negoisasi bisa disebut sebagai konflik. Ketika seorang pembeli dan penjual mencapai sebuah kesepakatan, maka tujuan dyad sudah terealisasi. Dyad bertipe konflik-resolusi meliputi suami istri yang mencoba berbaikan kembali setelah adu argumen, seorang wakil manajemen dan pekerja yang sedang menegosiasikan sebuah kontrak, seorang pekerja beradu argumen dengan seorang pekerja. Kita tidak sedang mengklaim bahwa konflik interpersonal selalu buruk. Orang cenderung merasa bahwa hal tersebut sebagai suatu yang merugikan, kontra produktif, atau setidaknya membuat tidak nyaman, tapi bagaimanapun juga seringkali komunikasi diubah menjadi dyad sebagai sebuah solusi.
9.      Untuk meluapkan emosi
            Ketika kita merasa marah, frustasi, duka yang mendalam,  kegembiraaan, takjub, benci atau perasaan emosional lainnya, kita mungkin melakukan dyad sebagai sumber pelepasan. Kita mungkin juga menyampaikan atau mencari informasi dan tujuan, sebuah lakuan untuk meluapkan perasaan kita pada orang lain (Aku benci dia, bukankah itu sunset yang mengagumkan?!, dia menang, aku sangat kecewa sampai bisa meledak) mungkin dapat mengeluarkan apa-apa yang bergemuruh di dada.
10.  Untuk mendapatkan kenikmatan dari interaksi
            Manusia adalah mahluk sosial. Dalam hal menginginkan cinta dan kasih sayang, kita sering kali berinteraksi dengan orang lain untuk tujuan tersebut. Obrolan ringandi sela-sela minum kopi bersama, kencan makan siang, percakapan ramah tamah antar kolega bisnis, adalah beberapa contoh dari bentuk dyad dengan tujuan ini karena hal tersebut menyenangkan untuk dilakukan. Seperti halnya percakapan dyad yang tak mempunyai tujuan pekerjaan, tanpa agenda, dan masalah personal yang rumit. Kita terlibat di dalamnya demi keuntungan dari proses itu sendiri, karena secara sederhana kita adalah binatang yang berkomunikasi.
            Tujuan-trujuan komunikasi dyad seringkali berlebihan. Contohnya, ketika tujuan dyad untuk pekerjaan dikombinasikan dengan tujuan kesenangan, apakah tujuan satu selesai dengan lebih baik atau dengan berbeda satu sama lain?! Tujuan komunikasi tak terkatakan, tanpa sadar, multidimensi, dan bahkan kontradiktif. Secara khusus, hal tersebut tidak selalu diinginkan atau produktif, tetapi hal tersebut nyata dan berada dalam tujuan hati kita berpartisipasi secara umum dalam komunikasi dyad.
Dimensi-dimensi komunikasi dyad
            Sebuah komunikasi dyad, secara jelas, dengan kewaspadaan yang disadari terhadap orang lain. Demi alasan yang bermacam macam, kita memperhatikan manusia lain dan melakukan kontak baik verbal ataupun nonverbal. Komunikasi dyad dimulai, dengan kata lain, ketika dua orang saling menerima kehadiran dan kebiasaan, dan mulai memberi makna pada kebiasaan tersebut. Seperti yang akan kita lihat, lakuan dari seseorang yang terlihat sederhana semacam menyampaikan pesan dan berbicara, pada faktanya, adalah salah satu kompleksitas yang luas dan besar.
            Kenapa dyad berkembang dan diusaha kembangkan dalam cara-cara yang khusus adalah hal utama dari seluruh tindakan dyad. Pertanyaan ini juga dianalisis dalam beberapa bacaan yang disarankan (referensi) pada bagian akhir bab ini. Ini mungkin semacam "kenapa" hal tersebut tidak pernah diketahui hubungannya secara pasti. Contohnya, pemikiran dari sebuah hubungan yang melibatkan isyarat perilaku,? Menyenangkan? Bermobil bagus? Punya teman yang menarik? Memerhatikan dan membuatmu bahagia? Kesamaan ide dan latar belakang? Atau apakah hubungan berlanjut karena semacam cemistry antara dua orang`, sebuah lakuan yang spontan yang tak terjelaskan? Lalu apa yang membedakannya? Kita mungkin setuju dengan standar percakapan di filem "Aku tak tahu mengapa hubungan kita ini bisa terjadi, dan aku tak peduli. Yang kutahu hanyalah bahwa ini terjadi, di sinilah kita, dan itulah yang penting". Alasan (terjadinya) dyad formal lebih mudah untuk dibedakan. Kau disewa untuk sebuah pekerjaan, dan orang ini adalah partnermu, kau mendaftar pada kelas berbicara, dan orang ini (partner dyad) menjadi instruktur, kau menginginkan sebuah mobil baru, dan orang ini adalah penjualnya. Bahkan di sini, bagaimanapun juga, kualitas hubungan tersebut tergantung dari kombinasi unik dari beberapa faktor interpersonal.
            Sementara itu, kita tidak bisa menyajikan rumusan yang definitif untuk perkembangan hubungan, kita dapa tmengidentifikasi beberapa dimensi yang memengaruhi lingkungan dan kualitas interaksi dan menentukan seberapa baik kita mencapai tujuan. Dimensi-dimensi ini atau perspektif-meliputi beberapa variabel interaksi, paradigma DASH, dan transaksi, sebagai uraian pada bagian di bawah ini.
Variabel-variabel interaksi. Bahkan dalam bentuk interaksi yang paling sederhana sekalipun, dyad, adalah sesuatu yang sangat komplek. Laing dkk (1966) mencatat bahwa, secara realistis, sebuah dyad melibatkan enam orang, bukan hanya dua. Enam orang yang memengaruhi peristiwa komunikasi tersebut adalah:
1.Siapa diriku sebenarnya
2.Siapa dirimu
3.Apa yang kupikirkan tentang pikiranmu terhadapku (apa yang kaupikirkan tentangku)
4.Kau pikir kau siapa
5.Siapa aku menurutmu
6.Apa yang kau pikirkan tentang pikiranku terhadapmu
            Persepsi-persepsi kita ini dan dari masing-masing komunikan secara jelas akan mengintervensi interaksi komunikati kita. Contohnya, berpikir atau mengira bahwa saya adalah bos anda di perusahaan. Mengira bahwa saya berkompeten, adil, dan bersahabat dan oleh karena itu kau berpikiran sama. Saya juga berasumsi bahwa anda antusias bekerja untuk saya. Tapi bagaimana jika ternyata anda membenci pekerjaan anda? Bagaimana jika anda berpikir bahwa saya tidak kompeten dan ambisius dana karenanya aku tidak menyukai anda sebagai pekerja? Dyad semacam itu, niscaya akan mengalami beberapa masalah dalam sebuah usaha pertukaran maksud dan tujuan.
            Perspektif-perspektif unik dari setiap orang yang dibawa pada sebuah peristiwa komunikasi akan dibentuk oleh beberapa variabel interaksi, elemen-elemen yang banyak sekali berubah-ubah dalam sebuah dyad tertentu dan membantu menentukan hasilnya. Beberapa variabel ini dapat diidentifikasi. Daftar di bawah ini jauh dari inklusif, tapi setidaknya ini memberi kita sebuah pandangan sepintas tentang betapa kompleksnya perilaku komunikatif.
Bahasa: Bagaimana bahasa dipilih, perilaku berbahasa verbal, memengaruhi proses interaksi?
Persepsi: Pesan verbal dan nonverbal apa yang dirasakan komunikan melalui lima panca inderanya? Dari semua hal yang paling potensial untuk dirasakan, mana yang masing-masing orang beri perhatian lebih secara selektif?
Emosi: Bagaimana melakukan beberapa ingatan tentang perasaan dyad di beberapa kejadian?
Atraksi: Padahal apa masing-masing orang merasakan suka dan kasih sayang pada anggota dyad? Apakah mereka saling menari atau mengeliminasi?
Tujuan: Tujuan apa yang ingin dicapai masing-masing orang melalui komunikasi dyad
Latar belakang: apa sejarah di balik hubungan ini? Apa yang telah dialami bersama oleh para peserta interaksi?
Konflik: Apakah terdapat ketidaksetujuan dan permusuhan di antara komunikan? Apakah mereka mencoba untuk meraih tujuan-tujuan yang bertentangan?
Aturan: Aturan main apa yang sedang dimainkan oleh masing-masing orang? Harapan apa yang dipunyai oleh masing-masing orang dari perilakunya yang sesuai?
Waktu: seberapa sering komunikasi ini dilakukan satu sama lain? Seberapa lama komunikasi tertentu ini berjalan?
Budaya: Latar belakang budaya apa yang dimiliki oleh peserta komunikasi?
Lingkungan: elemen-elemen unik apa yang melingkupi lingkungan tempat interaksi?Apa peristiwa luar, kondisi, atau orang-orang yang memengaruhi atau menentukan situs ini?
PARADIGMA D-A-S-H
            Perspektif lain yang tak kalah penting untuk memahami dyad adalah paradigma d-a-s-h. Giffin dan Patton (1974, 56-71) mencatat bahwa penelitian pada hubungan manusia secara konsisten berfokus pada dimensi dua kutub: dimensi dominasi-terdominasi dan dimensi kasih sayang-permusuhan. Sebuah hubungan dyad bisa dianalisis berdasarkan pada sejauh mana kita dikontrol atau mengontrol atau berdasar pada suka atau tidak suka pada orang lain. Penulis menyarankan dua gerak yang masing-masing porosnya adalah rangkaian di antara konsep oposisi –dominasi-terdominasi pada satu poros, dan kasih sayang-permusuhan pada poros yang lain.
            Giffin dan Paton berargumen bahwa kita bisa menggunakan model ini untuk menganalisis “karakter esensial” dari sebuah hubungan dengan orang lain. Pada gambar 4.2 garis Y dan P mengindikasikan posisimu dan posisi partnermu, secara berturut-turut dalam sebuauh peristiwa dyad. Terletak pada pada pertemuan dimensi dua kutub, menunjukkan banyaknya (kadar) kasih sayang atau permusuhan, dominasi-terdominasi yang masing-masing partisipan bawa pada peristiwa dyad. Titik pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa anda mempunyai cukup kasih sayang dan sangat terdominasi oleh orang lain, sementara di pihak lain juga merasakan kasih sayang yang cukup namun menunjukkan dominasi yang tinggi terhadap anda. Garis di antara dua titik pada kasus ini mungkin menunjukkan sebuah hubungan dyad (yang menunjukkan) kasih sayang di antara orang tua yang dominan dan anak laki-laki/perempuan yang terdominasi. Komunikasi mungkin berjalan dengan penuh kasih sayang, namun mungkin juga berupa perintah yang tegas dari orang tua dan kepatuhan dari seorang anak.
            Gambar empat menunjukkan tiga model hubungan yang berbeda. Lihat gambar 4.3a, Kenapa ini dipandang sebagai hubugan yang sangat baik untuk berteman? Bagaimana model pada gambar 4.3b memberi kesan sebuah hubungan yang tidak produktif antara anda dan pekerja anda? Pada gambar 4.3c, seberapa lama hubungan dua orang yang mengindikasikan kasih sayang dan dominasi? Mungkin saja hubungan dyad secara cepat berubah pada sebuah hubugnan yang ditunjukkan oleh garis bertitik dimana seseorang memenangkan kompetisi dan menjadi dominan, dan keduanya merasa tersakiti oleh perlakuan (masing-masing)? Anda dapat menggunakan model yang disodorkan Giffindan Patton untuk lebih mewaspadai pola-pola komunikasi anda dan orang lain, pola yang merefleksikan kombinasi unik dari dominasi dan kasih sayang.
Transaksi
            Perspektif lain yang untuk memahami dyad adalah maksud transaksi, proses perilaku saling ketergantungan antara dua orang. Dari perpektif transaksional, fokus pentingnya bukan terletak pada dua orang sebagai dua entitas yang terpisah, namun pada interaksinya, khusunya komunikasi verbalnya, yang memengaruhi perilaku. Pada komunikasi dyad, oleh karena itu, kita harus fokus pada beberapa rangkaian pesan yang menunjukkan pada kita tentang alam dan kualitas hubungan. Kita mungkin menggarisbawahi, contohnya, bahwa seseorang dalam sebuah komunikasi dyad tertentu menggambarkan perasaannya, sementara orang lain bereaksi dengan sebuah keputusan tentang kebenaran atau kesalahan perasaan tersebut. masing-masing pihak itu saling memengaruhi respon dari pihak lain dalam sebuah siklus yang berputar, saling ketergantugan. Dengan mengeksplorasi pola-pola ini, siklus transakksi ini, kita akan memahami dyad dengan lebih baik daripada jika kita memilih satu atau dua perilaku (penyampaian pesan) atau (melihat dan memerkirakan) karakter personal dan mencoba untuk menggambarkan dan menyimpulkannya.
            Dalam bab enam, pada menyimak dan merespos, kita mengeksplorasi pada hal yang lebih detail tentang bagaimana pola komunikasi yang kita kembangkan pada merespon-orang-lain memunyai pengaruh penting terhadap interaksi manusia. Sekarang, kita menggarisbawahi bahwa perspektif transaksional mengarahkan kita untuk memertimbangkan dyad dalam prosesnya daripada melihatnya sebagai sebuah rangkaian elemen yang tertutup.
Rintangan pada komunikasi dyad yang efektif
            Kesadaran terhadap kompleksitas dyad adalah hal yang esensial demi komunikasi yang efektif. Jika kita sensitif terhadap kemunculan masalah-masalah yang potensial, kita tidak akan terkejut jika hal tersebut terjadi. Pada sesi ini, kita akan mendiskusikan beberapa rintangan umum yang menghalangi komunikasi yang efektif. Menyajikan keanekaragaman variabel interaksi yang telah disinggung pada sesi terdahulu, potensi rintangan yang tak terhitung jumlahnya pada semua jenis hubungan. Bagaimanapun juga, kita tertarik pada dyad yang berkualitas: dua orang yang berusaha untuk membangun sebuah pertukaran pendapat secara terbuka, komunikasi yang kooperatif untuk mencapai sebuah hubungan yang produktif dan bermakna.
            Tujuan yang bertentangan. Salah satu rintangan yang paling jelas terhadap komunikasi adalah tujuan yang bertentangan. Dalam pikiran masing-masing partisipan, hubungan dyad mungkin berkembang untuk alasan yang cukup berbeda. Perbedaan ini sebenarnya bukan masalah, tapi bisa jadi. Seorang pria dan wanita muda berkencan seperti biasa. Si wanita ingin kawan dan waktu yang menyenangkan. Sementara, pria menginginkan hubugan yang lebih jauh, serius, dan berjangka panjang. Selama hubungan berjalan, masing-masing berpikir bahwa mereka puya tujuan yang sama. Karena mereka tidak pernah membicarakan tujuan masing-masing dalam berhubungan, komunikasi di antara mereka berjalan aneh dan dangkal. Sampai salah satu atau keduanya berinisiatif untuk mengubah tujuan, hubungan akan berjalan suram karena perilaku komunikasi berjalan saling menyimpang. Konfik tujuan ini mungkin menghalangi komunikasi pada dyad: suami-istri, orang-tua-anak, bos-pekerja, pelatih-atlit, guru-murid, pramuniaga–pelanggan.
            Perbedaan interpersonal. Halangan lain yang muncul adalah perbedaan interpersonal yang signifikan. Setiap dyad akan diperankan secara berbeda di antara dua orang, tapi terkadang perbedaan tersebut sangat besar. Beberapa tahun yang lalu pelatih basket kampus di sebuah kota kecil di barat daya merekrut pemain kulit hitam dari daerah timur. Ketika pemain datang, mereka menemukan bahwa semua pemain berkulit putih, kolot, dan komunitas yang tidak bertoleransi. Alih-alih sukses di lapangan, pemain tersebut pemain-pemain itu pergi dengan sangat kecewa. Perbedaan latar belakang budaya, gaya hidup, sikap tidak memberikan mereka kesempatan untuk membangun sebuah dyad yang bermakna. Sering dikatakan bahwa “oposisi itu menarik”, dan mungkin saja benar. Bagaimanapun juga, kita percaya bahwa ketika perbedaan antara dua orang terlalu “disuarakan” kita kehilangan asumsi-asumsi yang umum mengenai perilaku-perilaku yang pantas. Anggota-anggota dyad tidak bisa menciptakan akomodasi yang cukup untuk mengijinkan hubungan yang kooperatif.
            Orientasi ego diri. Halangan ketiga adalah orientasi-ego. Orientasi-ego akan mengambil bagian dalam sebuah dyad demi keuntungan personal tanpa memedulikan orang lain-dan mungkin pengorbanan orang lain. Tipe orientasi-ego adalah sebuah kebebalan merasakan perasaan orang lain, kegagalan untuk membaca isyarat interpersonal, sebuah usaha untuk mengontrol atau mendominasi dengan strategi manipulasi atau tipu muslihat, sebuah keengganan untuk berkompromi, dan sebuah orientasi-saya. Seorang dengan orientasi-ego meungkin menakut-nakuti, bujukan, menjilat, berjanji, mengancam, menghina, untuk membingungkan, membujuk, atau mengubah. Dia mungkin menyembunyikan pesan yang mungkin dia maksud, dan mungkin dia akan menolak setiap interaksi yang menguntunkan tujuan-tujuannya.
            Orientasi-ego mungkin tidak selamanya jahat atau menipulatif, namun hal ini menghalangi saling tukar informasi yang menjadi hal krusial untuk dyad yang produktif. Dalam buku “Man the Manipulator” (1967), Shostrom, menunjukkan betapa biasa kita berusaha untuk mengontrol orang lain. Kita berusaha mendominasi dan melakukannya juga selama perilaku komunikasi. Tidak semua pesan yang dirancang untuk mengontrol orang lain itu buruk, tapi usaha untuk membatalkan kepentingan orang lain dan membangun sebuah hubungan satu sisi. Ketika kedua partisipan berkelakuan egois, tukar pendapat akan sangat tidak menyenangkan.
            Merusak Emosi. Sebuah penghalang terkait adalah kategori luas emosi konstruktif. Kebencian, permusuhan, kemarahan, kebencian, ketakutan, kesedihan, dan kecurigaan dapat menghambat komunikasi terbuka. Tentu saja, kita semua merasakan emosi-emosi, dan seringkali berguna untuk menggambarkan mereka kepada orang lain ketika mereka terjadi. Kita tidak perlu merasa bersalah tentang mereka. Mereka tidak bermoral, mereka tak perlu malu. Ketika emosi destruktif kita ditutupi oleh veneer pesan menipu, namun ketika mereka-memotivasi perilaku yang tidak produktif terhadap orang lain-dyad yang mungkin menderita.
            Mungkin hambatan terbesar untuk keterbukaan kecurigaan. Titik kunci dalam buku kecil Why Am I Afraid to Tell you Who I Am? (Powell, 1969) adalah bahwa kita hindari bersikap jujur ​​dengan orang lain karena kita curiga bahwa mereka mungkin menggunakan informasi tersebut untuk menyakiti kita. Ide-ide dan perasaan kita menjadi amunisi yang dapat digunakan untuk melawan kita. Jadi kita tetap terpisah dalam pertemuan diad, kami tidak ingin mencapai makna bersama. Misalnya, emosi seperti rasa takut dan kebencian secara sosial sering dianggap tidak bisa diterima jadi kita menyembunyikan mereka dengan pesan menipu. Di sisi lain dari koin, kadang-kadang menunjukkan emosi yang intens kami dengan serangan verbal seperti nama panggilan, tuduhan, tantangan marah dan kritik, dan ancaman permanen dapat merusak hubungan.
            Persepsi. Masalah persepsi yang membuat sebuah kategori yang luas yang didasarkan pada cara-cara di mana kita melihat atau mengalami lingkungan. Persepsi ini tidak hanya penyebab penerimaan dari masukan melalui alat indera kita, tetapi juga dijadikan pilihan dan interpretion dari masukan itu. Perspektif sendiri selalu unik. Kita tidak bisa memanjat di belakang mata orang lain dan melihat dunia seperti yang dia lakukan. Oleh karena itu, ketika dua orang melihat peristiwa tertentu dan kemudian berbicara tentang hal itu (seperti film baru yang kontroversial), persepsi mereka berbeda cenderung memaksakan penghalang untuk bersama memahami tentang acara tersebut.
            Mungkin hambatan terbesar persepsi tunggal stereotip-kecenderungan untuk label dan mengelompokkan orang sesuai dengan karakteristik yang jelas tetapi lengkap dan menyesatkan. Kami stereotip, untuk mantan cukup, jika kita melihat seorang atlet berotot dan berpikir "atlet bodoh," atau laki-laki dengan rambut panjang dan berpikir "hippie," atau Chicano dengan aksen Spanyol berat dan berpikir "wetback malas," atau orang dalam seragam polisi atau militer dan berpikir "facist." Karena kita tidak mungkin mengetahui semua kejadian dan karakteristik lingkungan di sekitar kita, kita harus selektif melihat hanya sebagian dari mereka rangsangan. Label kita tempatkan pada isyarat orang kita pada apa yang harus dicari ("Dia seorang salesman mobil bekas." "Oh, ya, saya bisa tahu mata licik nya.") Dan kemudian mempengaruhi interaksi akhirnya kami dengan mereka.
            Pada gilirannya, label kita ciptakan sendiri mengarah untuk sama-sama stereotip com-munication perilaku. Kita cenderung untuk menunjukkan permusuhan terhadap orang-orang dengan label negatif dan kasih sayang terhadap orang-orang dengan label positif. Terlalu sering, lebih jauh lagi, kita membiarkan persepsi-dan kami komunikasi kita perilaku-diatur oleh label yang lain tempat pada orang-orang. Untuk contoh cukup bagaimana Anda berinteraksi dengan kenalan baru jika seseorang mengatakan kepada Anda:
Dia adalah seorang
     pelacur
                                    profesor
                                    menteri
                                    agen narkotika agen jutawan
                                    sakit parah
                                    bintang perekaman
Dia adalah
      seorang homoseksual berat pengangkat
                        seorang eksekutif perusahaan
                                    pecandu heroin polisi
                                    yang epilepsi
                                    retardasi mental
                        seorang pekerja sosial
            Karena stereotip didasarkan pada informasi yang terbatas, mereka sering gross akurat, yang berarti bahwa dyad hasil persepsi yang salah dan dengan perilaku yang tidak pantas.
            Bahasa. Hambatan lain adalah bahasa. Masalah yang jelas dari dua orang yang berbicara dengan bahasa yang sama sekali berbeda kadang-kadang kurang serius dari orang yang menggunakan simbol-simbol bahasa yang sama dengan cara yang berbeda. Dyad peserta yang berbicara bahasa yang berbeda menyadari penghalang dan siap untuk membuat akomodasi khusus (seorang penerjemah, menandatangani bahasa, berbicara lebih lambat dan lebih berulang-ulang) dalam upaya untuk mengembangkan makna bersama. Peserta yang berbicara dalam bahasa yang sama, di sisi lain, mungkin tidak menyadari arti yang berbeda masing-masing menganggap kata-kata. Sebuah layanan TV iklan masyarakat tentang penyalahgunaan narkoba mengaku, "Orang tua dari Amerika Jika Anda berpikir 'kuda' adalah mamalia berkaki empat yang makan jerami;! Jika Anda berpikir 'coke' adalah minuman ringan yang populer, jika Anda berpikir 'hash' adalah daging dan hidangan kentang, jika Anda berpikir 'bagian atasnya adalah gigi palsu-Anda berada dalam kesulitan "! Diad Banyak menghadapi masalah yang sama dari perbedaan bahasa.
            Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu dengan yang lain dapat menimbulkan hambatan untuk interaksi masa depan, terutama jika sejarah yang telah menjadi umumnya negatif. Sebagai contoh, mempertimbangkan sifat dari komunikasi antara:

dua orang yang baru saja putus asmara panjang dan yang harus antar bertindak secara teratur dalam pekerjaan mereka
seorang putra, setelah gagal dalam keluar dari perguruan tinggi, kembali ke rumah untuk seorang ayah yang harus meminjam uang untuk membayar uang sekolah nya
beberapa sebelumnya menikah muncul bersama-sama di pengadilan untuk menyetujui penyelesaian perceraian akhir
seorang mahasiswa yang melayani di komite perguruan tinggi dengan seorang profesor yang gagal dia di kelas
seorang teman yang Anda pernah dipercaya dengan rahasia penting dan yang kemudian terungkap bahwa informasi pribadi kepada orang lain
Sementara keterlibatan komunikatif masa lalu dapat membantu kita tahu lebih baik bagaimana untuk berhubungan dengan seseorang, juga dapat menghambat kemajuan terbuka, interaksi yang jujur, bermakna.
            Daftar Jawaban . sewaktu-waktu kami berinteraksi dengan orang lain, kami mempunyai sebuah pilihan untuk pesan yang bisa dikirim. Pilihan ini adalah daftar jawaban
Kawat. Sebuah repertoar terbatas dapat menjadi penghalang yang sulit. Misalnya, seseorang telah belajar hanya satu cara untuk menanggapi kritik-dengan kemarahan dan serangan balik bermusuhan. Orang mungkin kurang mahir dalam komunikasi dyadic daripada orang yang juga tahu bagaimana merespon congenially dan apresiasi terhadap kritik membantu. Karena keterbatasan kemampuan re-tanggapan dapat menjadi seperti hambatan penting, kita akan mengeksplorasi secara rinci lebih dalam Bab Enam.
Peningkatan diad Komunikasi
            Komunikasi diad Produktif tidak datang secara alami. Hal ini membutuhkan perhatian dan energi seringkali sangat besar untuk menjaga hubungan. Perhatikan diad benar-benar penting dalam hidup Anda. Anda secara teratur harus mengambil waktu untuk memperhatikan orang lain, untuk bertukar informasi, untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan, untuk melakukan hal-hal bersama-sama. Setiap orang memiliki batas atas jumlah diad sehat yang ia dapat mempertahankan. Apa yang bisa kita lakukan untuk im-membuktikan komunikasi dalam hubungan ini penting? Tindak saran tidak bisa menjamin kesuksesan komunikatif dalam diad, tetapi mereka dapat membantu menjembatani kesenjangan antara orang-orang.
            Gunakan Introspeksi-"Kenali Diri." Pernahkah Anda terkejut dengan diri Anda? Anda dengan sesuatu yang Anda katakan? "Sekarang kenapa saya bilang begitu?" Mungkin kita menghabiskan terlalu sedikit waktu mengajukan pertanyaan seperti: "Siapakah 1 Apa yang ingin mencapai apa yang saya rasakan Apa kebutuhan saya Mengapa 1 melakukan apa yang saya lakukan?" Kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain sampai kita pertama komunikasi peduli baik dengan diri kita sendiri dan memahami makna dari perilaku kita sendiri verbal dan nonverbal.
            Menganalisis Hubungan diad. Sama seperti kita harus berpikir tentang perilaku kita sendiri, kita harus berpikir tentang perilaku-yang saling transaksi-dengan orang lain. Kita dapat menganalisis hubungan diad hal-kurang apakah anggota lain dari dyad yang berpartisipasi. Kembali lagi ke daftar tujuan dan variabel dalam bagian sebelumnya. Dalam setiap kategori, berpikir tentang bagaimana faktor-faktor mempengaruhi hubungan tertentu. Gunakan pena dan kertas, jika perlu, untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan berbagai elemen dihubungan. Berikan perhatian khusus pada pola komunikasi yang khas antara Anda dan lain. Apa karakteristiknya? Apa tanggapan topik yang dibahas? Dalam cara apa memiliki perilaku pesan berubah sebagai hubungan berkembang? Mana hubungan sekarang dalam hal model DASH?
            Kebanyakan diad berkembang secara spontan. Bahkan beberapa jangka panjang, hubungan intim (seperti pernikahan) tidak pernah mengalami pengawasan sadar, apa yang terjadi pada mereka terjadi murni secara kebetulan. Karena kita memiliki begitu banyak dari diri kita sendiri diinvestasikan dalam diad, karena hidup kita sering bergantung pada kualitas mereka. bukan yang tepat bagi kita untuk berpikir tentang mereka terang?
            Bicara tentang Hubungan dengan Anggota lain dari Dyad tersebut. Es-pecially ketika interaksi muncul tidak produktif atau antagonis, kita mungkin menangguhkan pesan tentang isu-isu atau topik dan bukannya membahas proses, sifat komunikasi kita dengan satu sama lain. Misalnya, "Ketika-pernah kita berbicara tentang politik, kita selalu tampaknya menjadi marah Mengapa ini? Haruskah kita hanya menghindari subjek atau sebaiknya kita mencoba untuk menemukan alasan untuk kemarahan kita?." Atau "Kami sudah berpacaran sekarang selama lebih dari setahun Dimana hubungan kami akan pergi?. Apakah kita senang sama lain atau kita ingin beberapa perubahan?"
            Bahkan, beberapa orang menghindari berbicara tentang komunikasi diad mereka karena mungkin mengungkap informasi yang mengancam, mungkin perahu; mungkin menghasilkan adegan emosional yang tidak menyenangkan, bahkan mungkin merusak hubungan. Benar, meskipun mungkin hasil-hasil secara tepat apa kebutuhan dyad. Lebih sering, kami menduga, intervensi terbuka seperti dalam proses diad dapat menghentikan tingkat bola salju atau spiral ketidaknyamanan atau konflik dengan memaksa peserta untuk memikirkan dasar untuk masalah mereka. Analisis tersebut mungkin badai, tetapi mereka mungkin menyimpulkan dengan lega saling memahami bahwa setiap hubungan yang lebih baik. Mereka tentu lebih baik daripada menderita dalam keheningan melalui hubungan, panjang tidak nyaman, berarti.
            Gunakan Self-pengungkapan. Sebuah aplikasi yang lebih spesifik dari pengaruh sebelumnya adalah pengungkapan diri, komunikasi pribadi atau swasta-mation infor kepada orang lain, informasi yang lain mungkin tidak akan dapat mengetahui kecuali inisiator mengungkapkan hal itu. Jika saya memberitahu Anda usia saya, di mana saya tinggal, profesi saya, dan apa jenis mobil yang saya drive, yang tidak akan
            Menjadi diri-pengungkapan. Informasi, meskipun pribadi, dapat diverifikasi dengan mudah tanpa saya mengatakan itu. Tapi kalau aku memberitahu Anda bahwa saya takut, atau bahwa saya benar-benar menikmati perusahaan Anda, atau bahwa saya tidak suka orang-orang tertentu, atau bahwa saya menginginkan kasih sayang, atau bahwa saya orang yang hati-hati dan agak pemalu, atau bahwa aku sudah memiliki pengalaman tragis atau bahagia berbagai, atau bahwa saya memiliki politik dan agama tertentu pandangan-maka saya sendiri mengungkapkan. Anda bisa belajar hal-hal ini pada Anda sendiri melalui panjang, observasi pasien dan hap menebak bahaya. Namun, Anda bisa tahu mereka pasti hanya jika saya memberitahu Anda.
            Komunikasi dalam beberapa diad terhambat karena kita tidak tahu cukup tentang orang lain untuk memiliki panduan untuk kami IOR ¬ prilaku. Kami mengatakan hal-hal yang menyesatkan atau memusuhi sebagian karena kita tidak bisa menilai apa yang bermakna atau sesuai dengan yang lain. Kami rasa dan kami membuat kesalahan. Seiring waktu, tentu saja, kita secara alami mengambil informasi tentang bagaimana orang lain berpikir, dan kita belajar untuk memprediksi respon lain dalam situasi tertentu. Tapi jujur ​​pengungkapan diri dapat strip pergi jauh dari isi pesan ambigu antarpribadi, dapat mempercepat proses lambat untuk mengenal satu sama lain. Hasilnya mungkin perilaku yang lebih sensitif terhadap orang lain. Dengan pengungkapan diri datang empati-yang meningkatkan kemampuan untuk memahami, mengidentifikasi dengan, apresiasi, atau menempatkan diri pada posisi orang lain. Kapal hubungan secara empatikdicirikan oleh pesan yang menunjukkan perhatian yang tulus untuk kepentingan masing-masing dan perasaan.
            Terlepas dari semua manfaat dari pengungkapan diri, kita jarang menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan diad. Kenapa?-Karena melibatkan resiko. Emosi kecurigaan berbanding terbalik dengan kesediaan kita untuk mempercayai orang lain untuk memperlakukan informasi pribadi dengan hormat dan untuk menahan diri dari menggunakannya melawan kita. Semakin besar kecurigaan, semakin sedikit kita resiko. Beberapa orang pergi seumur hidup bermain aman, "dekat dengan rompi," mengatakan bahwa untuk menjadi terbuka adalah menjadi rentan. Namun mereka juga kehilangan potensi menyegarkan diri batin seseorang mengungkapkan kepada yang lain dan hubungan bermanfaat yang sering hasil. Kemungkinan "mendapatkan dibakar" sekali atau dua kali ini, kami percaya, jauh sebanding dengan potensi membuka diri untuk membuat diad lebih myaningful dan produktif.
            Kami tidak menyarankan menggunakan gaya komunikasi untuk membongkar perda-larly pada siapa pun kita bertemu, sebagai strategi untuk mendapatkan simpati dan perhatian tion ¬. Kami juga tidak menyarankan bahwa semua sikap pribadi kita, perasaan, masa lalu
pengalaman, motif, atau ide harus diungkapkan. Kita semua memiliki area tersembunyi dalam kesadaran kita, hal-hal yang tetap pribadi sepanjang hidup kita. Tapi ketika unsur-unsur tersembunyi sangat relevan dengan cara kita memandang dan bersikap terhadap orang lain, maka pengungkapan diri mungkin diinginkan. Satu orang harus mengambil langkah pertama menuju keterbukaan dan kepercayaan, dan yang membutuhkan baik keberanian dan komitmen yang tulus untuk hubungan yang sehat.
            Mencari Umpan Balik. Umpan balik dapat dihindari dalam proses komunikasi. Kami mengirim dan menerima informasi secara bersamaan. Umpan balik mungkin tidak lengkap, bagaimanapun, jadi kita harus secara aktif mencari dan tidak yakin bahwa hal itu akan terjadi secara alami. Sebuah gol diad penting, oleh karena itu, persepsi memeriksa, memastikan bahwa setiap pihak memahami cara memandang realitas lain, lingkungan, perilaku pribadi, dan arti bijak. Pertanyaan Eke berikut ini berguna: "Apa yang Anda di bawah berdiri tentang apa yang saya katakan?" "Kau tampak marah, aku benar?" "Bagaimana Anda melihat peran saya dalam hubungan kita?" "Bagaimana saya bisa membantu Anda memahami saya lebih baik?" Karena kita menganggap bahwa pesan kita dipahami, kita biasanya menghindari meminta umpan balik. Selain itu, umpan balik mungkin negatf dan mengancam. Mengapa meminta masalah? Sekali lagi, kita melihat momok risiko. Namun demikian, seperti diri-pengungkapan, memeriksa persepsi dan paparan jujur ​​perasaan, bahkan jika mereka melibatkan konfrontasi, yang sangat penting untuk komunikasi otentik.
            Praktek Pilihan Respon bervariasi. Dengan memperluas berbagai cara di mana kita dapat bereaksi terhadap perilaku orang lain, dengan meningkatkan repertoar respon kami, kami dapat lebih cocok dengan salah satu pilihan untuk setiap aktivitas komunikasi yang unik yang kita hadapi. Bab Enam memberikan informasi lebih lanjut tentang saran ini.
            Mengubah Lingkungan Komunikasi. Seperti tercantum dalam Bab Tiga, perilaku dan perubahan sikap kadang-kadang berkembang dari perubahan di ruang angkasa, benda, waktu, gerakan, dan faktor lingkungan lainnya. Beberapa diad dapat ditingkatkan dengan perubahan pemandangan. Dua orang berdebat di ruang konferensi mulai untuk bersantai sambil minum kopi di sebuah restau dekatnya kata-kata kasar. Sebuah pasangan menikah diganggu oleh masalah pekerjaan dan keluarga rejuve yang ditunjuk oleh makan malam yang tenang keluar atau liburan pendek. Dua orang meminta orang lain untuk meninggalkan kantor ramai sehingga mereka dapat lebih membahas masalah rumit. Sebuah ruang tunggu santai di kantor profesor menginduksi siswa untuk menjadi lebih terbuka dan santai.
            Tentu saja, beberapa masalah komunikasi diad tidak secara langsung berhubungan dengan lingkungan. Jika Anda dan saya saling membenci dan merasa kita tidak memiliki kesamaan tetapi harus berinteraksi secara rutin dalam pekerjaan kita, mengganti Muzak atau mendekor ulang kantor atau menambahkan klatch kopi tidak akan meningkatkan komunikasi kita. Perubahan lingkungan tidak boleh dipandang sebagai obat mujarab untuk semua masalah dyadic. Namun demikian, itu adalah alasan dapat bertanya apakah pengaturan komunikasi optimal.
            Berpartisipasi dalam Pelatihan Komunikasi. Anda mungkin menjadi lebih produktif dalam pertemuan diad jika Anda berpartisipasi dalam interpersonal canggih kelas komunikasi personal yang melibatkan latihan simulasi, diskusi tentang masalah diad, dan bahan bacaan yang sesuai. Organisasi terkadang mensponsori lokakarya pelatihan atau program berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi interpersonal dari anggota mereka. Kereta swasta program seperti Laboratorium Pelatihan Nasional (NTL) di Bethel, Maine, mencari fokus intensif pada kesadaran interpersonal, pertumbuhan, dan komunikasi sensitif. Semakin populernya pelatihan komunikasi menggembirakan, karena itu menunjukkan meningkatnya kesadaran komunitas-nication masalah dan alat yang tersedia untuk menyelesaikannya.
            Carilah Pihak Ketiga Intervensi. Ketika anggota dyad yang gagal strategi komunikasi produktif velop dan hubungan terus berlangsung memburuk, pilihan yang berguna adalah pihak ketiga yang dapat campur tangan untuk membantu kedua anggota mengembangkan wawasan yang lebih obyektif tentang masalah mereka. Konselor pernikahan adalah contoh yang baik dari pihak ketiga untuk dyad a. Sayangnya, beberapa pihak ketiga memaksakan resolusi mengenai konflik dyadic daripada memfasilitasi pemecahan masalah bersama. Sebagai contoh, ketika dua karyawan bertentangan pergi ke bos untuk konsultasi, bahwa pengawas dapat memerintahkan pihak yang berselisih untuk berperilaku berbeda terhadap satu sama lain, atau ia mungkin memihak salah satu anggota dan memberitahu yang lain untuk "membentuk tip." Solusi tersebut jangka pendek yang terbaik karena tidak ada pihak yang benar-benar termotivasi, pada tingkat perasaan, untuk memperbaiki hubungan.     Demikian pula, orang tua terlalu sering tergoda untuk memaksakan penyelesaian dalam pertengkaran antara dua anak hanya karena mendapatkan mereka untuk berbicara masalah-masalah mereka membutuhkan waktu terlalu banyak dan energi. Lebih mudah untuk menjadi diktator daripada mengakomodasi kencan. Peran pihak ketiga yang paling berguna ketika kedua belah pihak telah mencoba dan gagal untuk meningkatkan interaksi mereka, dan ketika seseorang, dipercaya sensitif, dan bersedia dapat ditemukan untuk campur tangan.

Sebuah Dyad khusus: Wawancara
            Hampir setiap hari dyad berkembang secara spontan dan cukup santai dan tidak terstruktur. Jenis khusus dari dyad, wawancara, biasanya lebih formal dan terstruktur-baik dalam isi maupun suasana. Houseman et al. (1976, 153) memberikan definisi wawancara sebagai berikut: "Perilaku komunikatif dengan tujuan yang terarah di antara dua atau lebih individu yang secara langsung, berinteraksi secara terstruktur dalam suatu lingkungan tertentu, bertukar informasi." Meskipun definisi ini menyiratkan bahwa wawancara mungkin termasuk lebih dari dua orang (seperti, misalnya, wawancara tiga anggota dengan seorang guru sekolah dasar dan dua orang tua), sebagian besar peristiwa komunikasi ini dyadic. Pada bagian ini, kita meneliti wawancara secara terpisah karena mereka adalah peristiwa umum dan penting dalam hidup kebanyakan orang. Penting untuk diingat, bagaimanapun, bahwa wawancara tunduk pada semua variabel dan masalah komunikasi dyad yang dibahas di bagian sebelumnya. Dan objek pusat- berbagi pemahaman-pemahaman yang sama.
            Jenis wawancara. Dyad formal bervariasi secara signifikan dalam tujuan khusus mereka. Tercantum di bawah ini adalah beberapa jenis umum.
            Wawancara kerja, juga disebut wawancara seleksi atau perekrutan, mungkin adalah jenis yang paling umum. Pelamar kerja biasanya harus melewati setidaknya satu dan kadang-kadang beberapa wawancara sebelum mereka dapat disewa. Pewawancara mencari informasi spesifik tentang orang yang diwawancarai dan juga mengevaluasi lebih subyektif sikap dan penampilannya. Pemohon dalam gilirannya berupaya untuk menyajikan informasi bahwa dalam kondisi terbaik dan untuk mempelajari lebih lanjut tentang atasan potensial dan lowongan pekerjaan.
            Wawancara penilaian kinerja menyatukan atasan dan bawahan untuk membahas kinerja yang telah dilaksanakan dalam suatu organisasi dan rencana untuk tujuan kinerja masa depan. Seperti wawancara kerja, sesi penilaian kinerja adalah dyad tidak merata dalam hal kekuasaan relatif, supervisor jelas dominan dan biasanya mengontrol transaksi komunikatif. Hal ini juga bisa menjadi dyad mengancam dengan supervisor sesekali harus mengkritik kinerja karyawan dan yang terakhir menanggapi defensif. Beberapa organisasi lebih progresif mencoba untuk membuat sesi penilaian kinerja sebagai acara positif, dengan dua peserta berusaha untuk fokus pada standar kinerja masa depan dan kurang pada mengulangi masalah masa lalu. Dalam beberapa kasus, wawancara merupakan formalitas belaka, sebuah pertemuan untuk menjelaskan isi dari evaluasi tertulis resmi.
            Wawancara berita biasanya dilakukan oleh pers atau lembaga informasi publik lainnya. Diwawancarai termasuk siapa saja dengan informasi khusus atau berita-layak. Wawancara mungkin dasarnya tidak direncanakan, seperti kepada saksi mata dari kecelakaan lalu lintas, atau direncanakan sangat hati-hati, seperti pada program berita TV seperti "jumpa pers" atau beberapa konferensi pers panggung politik. Masalah yang umum dengan wawancara berita adalah bahwa waktu siaran yang terbatas atau ruang surat kabar biasanya memaksa pewawancara untuk menyingkat informasi yang diperoleh dari wawancara dan hanya menggunakan kutipan pendek dan kadang-kadang menyesatkan dalam pesan televisi atau dicetak.
            Pengarahan dan pembekalan pada dasarnya melibatkan pemberian instruksi dan mendapatkan umpan balik. Dalam pengarahan dyad, orang yang melakukan wawancara menanamkan informasi untuk pekerjaan atau tugas, dalam pembekalan berikutnya, bahwa orang yang sama meminta informasi tentang bagaimana instruksi dilakukan. Wawancara pengarahan / pembekalan adalah suplemen yang berguna untuk memo tertulis dan laporan karena memungkinkan elaborasi dan klarifikasi dalam dialog tatap muka.
            Wawancara Penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi melalui serangkaian pertanyaan terstruktur untuk mendukung kesimpulan. Jajak pendapat publik sangat bergantung pada wawancara penelitian seperti yang dilakukan banyak penelitian laboratorium. Organisasi kadang-kadang menggunakan dyad jenis ini untuk mencari tahu tentang sikap karyawan dan masalah perusahaan. Seseorang mempersiapkan sebuah makalah penelitian atau pidato publik dapat menggunakan jenis wawancara ini seperti ia akan menjadi perpustakaan, untuk mendapatkan informasi otoritatif dari para ahli.
            Konseling dan wawancara pemasyarakatan dirancang untuk mengubah sikap atau perilaku atau untuk menyelesaikan konflik. pekerjaan, pernikahan, dan sesi konseling psikologis adalah contoh. Dalam sebuah organisasi, tujuan wawancara dapat berkisar dari klarifikasi informasi untuk mengeluarkan teguran untuk memberhentikan karyawan. Seni berbicara yang benar dibutuhkan untuk menarik keluar informasi dari narasumber yang malas, menunjukkan bahwa pewawancara harus memiliki pelatihan khusus untuk peran mereka.
            Wawancara pengaduan berisi keluhan oleh orang yang diwawancarai tentang masalah di mana pewawancara memiliki kendali. Misalnya, pengadu mungkin seorang perwakilan karyawan yang menggambarkan kondisi kerja yang buruk dengan seorang supervisor. Supervisor tampaknya tidak peka terhadap keluhan atau bereaksi defensif terhadap keluhan, wawancara ini benar-benar dapat meningkatkan antagonisme bukannya menyelesaikan sengketa. Untuk alasan hukum, sekarang banyak wawancara keluhan dilengkapi rekaman atau catatan tertulis tentang apa yang terjadi, strategi yang dapat menahan terbuka lebih lanjut, pertukaran informasi yang jujur.
            Wawancara keluar terjadi antara perwakilan organisasi dan seseorang yang secara sukarela meninggalkan organisasi itu. Sering diabaikan, wawancara jenis ini dapat membantu organisasi mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi dalam operasinya karena karyawan dapat memberikan wawasan tentang mengapa ia meninggalkan dan apa yang menyebabkan dia untuk mencari pekerjaan di tempat lain. kesempatan ini bisa menjadi tidak produktif, namun, jika karyawan pahit untuk meninggalkan dan membakar beberapa jembatan dengan kesempatan terakhir ini untuk membongkar permusuhan terpendam terhadap majikannya.
            Wawancara Penjualan adalah suatu usaha untuk membujuk seseorang untuk membeli suatu produk atau jasa. Jika memungkinkan, wawancara juga harus menjaga hubungan publik yang baik bagi penjual dan produk. dyad ini mungkin melibatkan perwakilan penjualan tingkat tinggi dan eksekutif perusahaan atau hanya door-to-door kampanye. Karena keuntungan pribadi potensial untuk inisiator dyad itu, pembujuk, jenis wawancara yang rentan terhadap pesan yang belum selesai atau menipu oleh komunikator yang tidak bermoral. Pembeli potensial mungkin menjadi waspada, dan seluruh wawancara dapat dilakukan dalam suasana kecurigaan dan ketidakpercayaan.
Perencanaan Wawancara. Karena kebanyakan wawancara kurang spontan dibandingkan dyad informal, biasanya ada waktu lagi bagi persiapan dan perencanaan. Bahkan, acara komunikasi dimulai ketika para peserta wawancara mulai berpikir tentang interaksi mendekat, kadang-kadang jauh sebelum mereka melihat satu sama lain dan mulai berbicara.
            Ada dua pertanyaan penting bagi kedua belah pihak. "Apa tujuan dari wawancara?" "Harus bertukar informasi macam apa?" Dalam wawancara kerja baru-baru ini, majikan menjadi begitu asyik menceritakan pemohon tentang perusahaan dan situasi didalamnya bahwa dia tidak pernah mencapai tujuan utamanya -mencari bagaimana yang diwawancarai bisa menanggapi pertanyaan-pertanyaan sulit. Wawancara adalah pengalaman yang komunikatif menyenangkan, namun informasi yang relevan sedikit yang dipertukarkan.
            Setelah tujuan wawancara didirikan, semua rencana lain mengikuti dari itu. Pewawancara seringkali akan mempersiapkan pertanyaan untuk memperoleh informasi dalam mendukung tujuan wawancara. Rencana ini mungkin kuesioner formal atau jadwal wawancara (beberapa organisasi menggunakan pertanyaan standar dari panduan untuk semua wawancara perekrutan) atau mungkin hanya daftar topik utama. Yang diwawancarai mungkin mencoba untuk memprediksi beberapa pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan, topik di mana dia harus diberitahu. Pewawancara juga harus merancang beberapa metode mengganggu namun akurat merekam informasi.
            Kadang-kadang kita tidak cukup berhati-hati dalam memilih orang-orang untuk ikut dalam wawancara. Sebagai contoh, seorang eksekutif yang tidak memiliki pelatihan atau pengalaman dalam wawancara mungkin jatuh ke peran secara tidak sengaja dan tahu sedikit kebutuhan perusahaan untuk karyawan baru. Dia mungkin salah memilih orang untuk diwawancarai dan tidak efisien dalam transaksi dyad yang sebenarnya. Dia mungkin mendapatkan informasi yang salah dan tidak tahu bagaimana untuk mengevaluasi dengan benar. Dalam wawancara pers, organisasi dapat memilih seseorang untuk menjawab pertanyaan yang memiliki pemahaman yang baik tentang informasi tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Organisasi progresif menyadari pentingnya wawancara dan mengembangkan tim khusus untuk menangani wawancara kerja, konseling kerja, penelitian, briefing, dan konferensi pers.
            Faktor lingkungan seperti penampilan pribadi, pengaturan, dan batas waktu juga harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Mengapa ini kantor atau ruang rapat yang sesuai untuk acara tersebut? Mengapa tidak warung kopi atau di lounge? Kenapa menit tiga puluh? Mengapa tidak lima menit atau satu jam? Apa peristiwa lain seperti telepon atau mengetuk pintu mungkin mengganggu kemajuan? Bagaimana seharusnya para peserta harus berpakaian? Kenapa? Dalam dyad kebanyakan, para peserta memiliki kontrol atas lingkungan hidup; dalam wawancara yang direncanakan, bahwa manipulasi lingkungan dapat menjadi kunci untuk komunikasi yang produktif.
            Selama wawancara. Dalam wawancara kebanyakan, fase pembukaan sangat penting karena menetapkan nada untuk sisa acara. Jika dyad melibatkan kekuatan berbeda diferensial status (seperti dalam pekerjaan, wawancara keluhan, penilaian, dan konseling), mungkin perlu untuk pewawancara untuk mengatur yang diwawancarai agar tenang sehingga interaksi selanjutnya mungkin lebih terbuka dan santai. Beberapa saat dihabiskan di percakapan santai "memecahkan es" mungkin merupakan investasi yang menghemat waktu dibandingkan dengan gaya "bisa sampai ke bisnis" yang menghambat kontak pribadi dan arus informasi yang bebas. Juga penting adalah pemahaman yang jelas oleh kedua belah pihak mengenai tujuan spesifik dari wawancara. Apa masing-masing harapkan untuk dicapai? Motif tersembunyi, sindiran-sindiran, dan strategi halus biasanya berkembang kecurigaan dan pertukaran informasi terbatas. Tujuan membingungkan juga buang waktu dan meninggalkan mitra dyad meraba-raba untuk pesan yang sesuai.
            Tahap tengah adalah jantung dari wawancara, waktu di mana kedua belah pihak berusaha untuk mencapai tujuan mereka. Produktivitas fase ini tergantung pada dua elemen: struktur dan teknik interogasi. Struktur berarti rencana organisasi untuk mendekati berbagai topik. Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara kerja terstruktur atau direktif, si penanya mungkin bertanya pertama tentang kepercayaan pemohon, kemudian pergi untuk diskusi yang lebih umum dari ide dan tujuan, dan akhirnya pindah ke menjawab pertanyaan tentang perusahaan. Wawancara juga dapat cukup terstruktur atau nondirective dalam hal ini pewawancara memungkinkan diskusi dilanjutkan spontan. Konseling dan wawancara pemasyarakatan sering mengambil formulir ini, meskipun kedua peserta tetap harus tetap menyadari proses serta isi informasi, teratur mengingatkan diri mereka sendiri di mana mereka berada dalam mencapai tujuan mereka.
            Teknik Mempertanyakan mengacu pada jenis pertanyaan yang dipilih untuk mendapatkan jenis informasi tertentu. Brooks (1974) menunjukkan lima jenis dasar pertanyaan, yang diparafrasekan di bawah ini:
1. Pertanyaan terbuka meminta jawaban lebih dari beberapa kata dan memberikan kelonggaran responden mengenai jenis informasi yang akan dimasukkan.
"Apa pendapat Anda tentang masalah ini?"
"Apa yang akan Anda capai dalam pekerjaan ini?"
"Mengapa Anda merasa seperti itu?"
2. Pertanyaan tertutup menuntut respon yang sangat spesifik, biasanya hanya membutuhkan beberapa kata, seperti ya atau tidak atau data yang spesifik.
"Apakah Anda memiliki gelar sarjana?"
"Di mana Anda sebelumnya bekerja dan untuk berapa lama?"
"Apakah kau Republik, Demokrat, atau independen?"
3. Pertanyaan Cermin cukup ulangi jawaban sebelumnya sehingga untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Dikatakan, pada dasarnya, "Ceritakan lebih banyak."
"Kau bilang kau pikir Anda dapat membantu perusahaan ini?"
"Kau punya pengalaman, kemudian, dalam pekerjaan semacam ini?"
4. Probing pertanyaan, seperti pertanyaan cermin, mencoba untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari responden atau alasan di balik pendapat dan perasaan tertentu. Probe pendek "mengapa" dan "bagaimana" atau ucapan-ucapan seperti "uh-huh" atau "Oh"? yang mendorong responden untuk terus berbicara. Diam juga bisa menjadi probe sebagai diwawancarai merasa ia harus terus berbicara daripada membiarkan percakapan berhenti.
5. Pertanyaan terkemuka cenderung mengarahkan responden terhadap jawaban yang spesifik pewawancara sedang mencari. Hal ini diminta sedemikian rupa untuk menunjukkan respon yang diharapkan atau sesuai.
"Anda tidak menganjurkan intervensi pemerintah, kan?"
"Apakah Anda mengatakan Anda memiliki pengalaman yang signifikan untuk pekerjaan ini?"
"Apa pendapat Anda tentang kebijakan ini bodoh?"
Gaya mempertanyakan perilaku dapat mempengaruhi hasil wawancara. Buka, cermin, dan menyelidik pertanyaan akan berarti sebuah wawancara lebih lama, yang biasanya kurang terstruktur, karena responden memiliki kebebasan lebih besar untuk menguraikan dan bergerak ke arah yang baru. Pertanyaan tertutup yang efisien untuk memperoleh data faktual tertentu dalam waktu singkat (seperti dalam beberapa wawancara pekerjaan atau survei opini publik), tetapi juga dapat secara serius membatasi jumlah dan kedalaman informasi. Informasi yang terbatas dari pertanyaan tertutup dapat menipu. Pertanyaan terkemuka harus dihindari. Mereka dilarang di ruang sidang, ditolak oleh para peneliti yang berhati-hati, dan mereka bertentangan dengan tujuan nyata dari wawancara-untuk mendapatkan informasi lengkap, yang tidak bias.
            Tahap kesimpulan sebagai penutup wawancara. Ringkasan sederhana adalah teknik yang baik. Dalam wawancara perekrutan, konseling, atau keluhan, pewawancara harus sangat spesifik menunjukkan apa yang akan terjadi selanjutnya, seperti "Kami akan menghubungi Anda dalam waktu seminggu untuk memberi tahu keputusan kami" atau "Saya akan membawa keluhan Anda ke papan dan mengembalikan hasilnya kepada anda dalam bentuk tulisan". Seperti dalam percakapan apa pun, banyak wawancara dapat disimpulkan dengan sedikit santai, komentar nonsubstantive yang menegaskan kembali hubungan interpersonal yang telah dikembangkan selama wawancara.
            Pertimbangan Pasca-wawancara. Acara komunikasi belum tentu berakhir ketika dyad istirahat secara fisik, karena peserta masih dapat menanggapi apa yang terjadi. Sangat penting untuk memiliki beberapa cara yang dapat diandalkan untuk mengorganisasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi wawancara. Apa yang kita tahu sekarang bahwa kita tidak tahu sebelumnya? Pendapat? Masalah? Data faktual? Sifat-sifat pribadi? Komentar seperti "dia tampak siap dan cerdas" atau "Dia pria sungguh yang baik " mungkin relevan, tetapi jika mereka disertai dengan informasi yang lebih spesifik, analisis postinterview mungkin menunjukkan bahwa dyad itu buang-buang waktu. Jika informasi wawancara yang akan digunakan untuk membuat keputusan, pilih karyawan, menerapkan kebijakan, atau membentuk suatu kesimpulan, itu harus ditambah dan dibandingkan dengan jenis lain dari informasi seperti bahan-bahan tertulis, pengamatan langsung, dan pengalaman pribadi.
            Saran umum. Wawancara bervariasi, bahkan wawancara kerja sangat berbeda dari satu organisasi ke yang berikutnya. Namun, kita dapat secara umum menghindari beberapa masalah.
            Dalam banyak wawancara, penanya lebih banyak berbicara daripada responden. Pertanyaannya panjang dan mendalam, dan dia membuat balasan rumit untuk tanggapan yang diwawancarai. Kecuali wawancara jelas dimaksudkan sebagai dialog terbuka untuk berbagi informasi, pewawancara harus mengajukan pertanyaan singkat dan menghindari komentar panjang.
            Dalam kebanyakan kasus, hindari wawancara yang tidak terstruktur. Menurut Mayfield (1964) dan Carlson et al. (1971), penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya wawancara (direncanakan) lebih terstruktur lebih mungkin untuk menghasilkan informasi yang dicari dan untuk memastikan interpretasi yang dapat diandalkan dari informasi tersebut. Gunakan waktu pra-wawancara untuk mengembangkan rencana dengan hati-hati. Cobalah untuk seimbang, bagaimanapun, sehingga prosedur ini tidak menghasilkan sebuah wawancara kaku dan tidak dapat diadaptasi.
            Hindari mendakwa orang lain atau informasi. Tujuan dari wawancara harus mendapatkan informasi yang lebih akurat daripada format komunikasi lainnya yang ada. Prasangka menyebabkan kita untuk melihat selektif hanya itu informasi yang menegaskan penilaian kami. Meskipun beberapa kesan awal yang tak terelakkan, kita perlu untuk mendapatkan informasi lebih dulu dan kemudian mengevaluasinya.
            Hindari hambatan komunikasi pangkat, status, dan kekuasaan. Kita berkomunikasi lebih bebas dan akurat dengan rekan-rekan kita dibandingkan dengan atasan karena tidak menimbulkan ancaman. Jika yang diwawancarai takut terkena hukuman untuk pesan yang tidak pantas, wawancara dapat menjadi serangkaian pesan kurang otentik yang dirancang untuk menyenangkan atasan. Sehingga Individu dalam peran superior harus mencoba untuk mendorong iklim santai yang akan mendorong keterbukaan. Dia harus ramah dan kooperatif, mengakui bahwa selain memainkan peran tertentu dalam pengaturan wawancara, para peserta juga adalah orang-orang dengan banyak kesamaan, orang-orang yang tidak hanya dapat berbagi informasi tetapi juga hubungan interpersonal.
            Checklist untuk pelamar pekerjaan. Mungkin kekhawatiran Anda yang paling besar terhadap wawancara adalah perannya dalam membantu Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Daftar periksa berikut memanfaatkan beberapa materi dalam bagian sebelumnya. Ini menunjukkan beberapa strategi untuk mencari kerja individu.
            Mendapatkan informasi tentang Proses wawancara. Berapa lama akan berlangsung? Apa jenis pertanyaan yang biasanya ditanyakan? Dapatkah Anda mengetahui nama dan beberapa rincian tentang wawancara? Apakah wawancara dilaksanakan lebih awal atau akhir dalam proses perekrutan? Jika awal, wawancara dapat menentukan apakah aplikasi Anda akan ditanggapi dengan serius. Jika terjadi belakangan dalam proses perekrutan, mungkin Anda telah mendapatkan evaluasi positif dari tulisan kredensial Anda dan, sebagai salah satu kandidat akhir, akan diwawancarai secara mendalam.
            Mengantisipasi kemungkinan pertanyaan. Pertanyaan mengenai pengalaman kerja sebelumnya, alasan minat dalam pekerjaan ini, dan jenis keterampilan yang bisa dibawa ke pekerjaan ini cukup umum. Yang diwawancarai mungkin harus siap untuk menjawab pertanyaan "Mengapa kami harus mempekerjakan Anda daripada orang lain?" Tulang di informasi substantif mungkin bahwa orang harus tahu untuk melakukan pekerjaan dengan baik-bahan belajar dalam program pelatihan, kelas kuliah, atau pengalaman kerja sebelumnya, misalnya.
            Mengembangkan strategi komunikasi verbal dan nonverbal. Haruskah pidato menjadi percakapan atau menjadi cukup formal? Apa yang akan dipertimbangkan gaun yang sesuai untuk acara ini? Akankah interaksi akan sangat terstruktur (berbicara hanya ketika ditanya pertanyaan) atau spontan (berinteraksi santai dan terbuka seperti dalam percakapan ramah)? Untuk beberapa pekerjaan, seperti resepsionis, guru, petugas informasi publik, konselor, teller bank, dan lain-lain yang sering melibatkan interaksi dengan publik, Anda mungkin diharapkan untuk menunjukkan jenis yang sama dari gaya interpersonal dan kompetensi dalam wawancara yang akan diharapkan dalam pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian, gaya komunikasi sangat penting dan harus diberikan sebelum berpikir.
Mendengarkan dengan cermat pertanyaan. Jangan berasumsi bahwa pewawancara adalah komunikator yang terampil. Pertanyaan dapat kacau dan canggung. Jangan menjawab pertanyaan yang Anda tidak sepenuhnya mengerti. Ikuti pertanyaan membingungkan dengan pertanyaan spesifik Anda sendiri: "Apakah Anda meminta saya untuk menjelaskan apa yang akan saya lakukan jika ...?"
            Menjawab pertanyaan penuh tapi singkat. Meskipun pertanyaan seperti "Apakah Anda punya pengalaman sebelumnya?" Secara teknis bisa dijawab dengan sederhana ya, pewawancara jelas mengharapkan Anda untuk menguraikan. Hindari bertele-tele, balasan bertele-tele, namun, dan menjaga pertanyaan awal selalu dalam pikiran. Pewawancara menjadi tidak sabar dengan tanggapan yang tidak relevan.
            Selalu merencanakan tiga atau empat pertanyaan mengenai lowongan pekerjaan. Pewawancara mungkin berkata, "Apakah Anda memiliki apa pun yang Anda ingin tahu tentang kami?" Kualitas pertanyaan Anda menunjukkan kepada pewawancara akan menjadi jenis karyawan seperti apa Anda dan dapat membantu menentukan apakah Anda mendapatkan pekerjaan. Misalnya, jangan tanya "Seberapa cepat aku bisa berharap mendapat liburan?" Atau "Apakah ada manfaat lain yang tidak tercantum dalam pengumuman pekerjaan?" Pertanyaan tersebut mungkin penting bagi Anda, tetapi mereka juga menyiratkan bahwa Anda hanya memiliki ketertarikan dangkal di pekerjaan itu sendiri. Selain itu, Anda dapat memperoleh informasi tersebut melalui sumber-sumber lain sebelum atau sesudah wawancara. Sebaliknya, mempersiapkan pertanyaan yang lebih substantif yang menunjukkan minat Anda dalam pekerjaan yang sebenarnya harus dilakukan. "Apakah Anda memberikan kesempatan bagi saya untuk belajar pekerjaan atau keterampilan jenis baru?" "Apakah karyawan mendapatkan masukan, partisipasi, dalam menentukan bagaimana untuk melaksanakan pekerjaan? Apa yang menjadi masalah dan tujuan utama perusahaan dalam beberapa tahun berikutnya? "
            Jujur tentang kekuatan dan aset. Jangan membual, tentu saja, tapi jangan biarkan kesopanan membatasi Anda menggambarkan sepenuhnya prestasi dan kemampuan Anda. Informasi tentang aset pribadi penting jika pewawancara mengabaikan untuk bertanya.
            Menulis informasi pendukung yang tersedia selama wawancara. Sebuah folder file rapi dengan dokumen seperti transkrip, surat referensi, dan resume adalah perangkat yang berguna. Jangan pernah memaksa majikan untuk menulis atau telepon untuk dokumen tersebut. Komentar seperti "Anda dapat menghubungi registrar kuliah saya untuk transkrip" atau "Jika Anda menelepon Mrs Thompson, dia akan menjamin untuk saya" akan membatasi kesempatan Anda, terutama jika pemohon lain memiliki informasi tersebut di tangan. Materi pendukung tertulis berkomunikasi nonverbal sebaik komunikasi verbal. Mereka mengatakan "Saya orang yang sangat percaya menyeluruh pada persiapan yang hati-hati."
            Memperjelas yang dilakukan Selanjutnya dalam Proses Aplikasi. Jangan kehilangan pekerjaan yang baik karena Anda tidak menyadari proses perekrutan untuk perusahaan  contohnya bahwa bentuk aplikasi akhir harus diselesaikan sebelum Anda dapat disewa atau surat referensi harus diterima pada tanggal tertentu.

Ringkasan
Dyad adalah unit dasar dari komunikasi interpersonal. Manusia adalah tujuan-diarahkan, dan mereka membentuk dyad untuk mencapai beberapa tujuan mereka yang beragam. Salah satu cara untuk meningkatkan dyad adalah untuk mengenali alasan-alasan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Sementara kita jarang bisa tahu persis mengapa dyad dimulai, kita dapat melihatnya mengembangkan dan mengidentifikasi dan mengamati variabel atau faktor yang ikut campur sehingga mempengaruhi kualitas hubungan. Variabel-variabel termasuk bahasa, persepsi, perbedaan budaya, dan peran, tarik, perasaan, pengalaman masa lalu dan sekarang dengan satu sama lain, dan faktor lingkungan. Paradigma DASH adalah model sederhana yang berguna untuk menggambarkan dua variabel kunci, kasih sayang relatif dan dominasi antara anggota dyad.
Hambatan komunikasi seperti tujuan tidak kompatibel, perbedaan interpersonal, keegoisan, masalah emosional dan persepsi, dan perbedaan bahasa dapat diatasi jika salah satu atau kedua anggota dyad akan membuat upaya sadar untuk menjadi sadar, untuk memahami diri mereka dan hubungan mereka, untuk berbicara tentang dyad, untuk mengungkapkan diri dan mencari umpan balik, dan dalam beberapa kasus untuk mencari bantuan dari luar di pihak ketiga atau program pelatihan.
Akhirnya, wawancara, meskipun dyad dalam setiap arti istilah, termasuk beberapa kekhawatiran khusus karena biasanya sangat terstruktur. Wawancara jenis yang bervariasi, tetapi semua dapat keuntungan dari perencanaan yang matang, dari komunikasi sensitif dan tujuan-diarahkan selama wawancara, dan dari tujuan pasca-wawancara analisis. Wawancara yang sukses menyediakan pertukaran informasi dengan cara yang media komunikasi lain dan format tidak bisa, dan pengembangan keterampilan wawancara harus menjadi tujuan penting dari siswa dalam komunikasi pidato.
upaya gilirannya untuk menyajikan informasi bahwa dalam cahaya terbaik dan untuk mempelajari lebih lanjut tentang majikan potensial dan lowongan pekerjaan.





MATERI TAMBAHAN

Dalam komunikasi interpersonal, hendaknya jug memperhatikan prinsip kooperatif Grice. Prinsip kooperatif ini bisa membantu terjalinnya komunikasai yang baik antara penutur dengan mitra tutur. Prinsip ini terdiri atas empat maksim, yakni maksim kuantitas, kualitas, cara, dan hubungan. Maksim kuantitas berbunyi (a) buatlah percakapan yang informatif seperti yang diminta dan (b) jangan membuat percakapan lebih informatif dari yang diminta. Maksim kualitas mengatakan bahwa (a) jangan mengatakan yang Anda yakini salah dan (b) jangan mengatakan sesuatu jika Anda tidak memiliki bukti yag memadai. Maksim hubungan mengatakan bahwa berikan informasi yang relevan dengan apa yang diinginkan oleh lawan bicara. Maksim cara mengatakan bahwa (a) hindarkan ungkapan yag tidak jelas, (b) hindarkan ketaksaan, (c) buatlah singkat apa yang Anda sampaikan, dan (d) buatlah yang Anda sampaikan itu teratur/urut (prinsip kerjasama Grice dalam Yule, 2006: 64).
Selain memperhatikan prinsip kooperatif, dalam komunikasi interpersonal hendaknya juga memperhatikan kaidah/teori input. Teori input mengatakan bahwa input yang baik adalah input yang memenuhi “i+1”. Maksud teori ini adalah apa yang hendak disampaikan oleh penutur hendaknya tidak terlalu jauh dari skemata mitra tutur karena jika informasi yang diberikan/disampaikan melebihi “i+1” maka informasi itu akan sulit dipahami oleh mitra tutur. Hal ini sesuai dengan bunyi hipotesis input yang disampaikan oleh Krashen (1982: 20) bahwa seseorang akan bisa dengan mudah memahami atau menangkap informasi yang didengar atau dibaca jika informasi (input) itu bersifat “i+1”.
Penutur yang baik hendaknya juga memperhatikan kaidah infromasi yang diberikan. Tidak baik jika informasi yang disampaikan semuanya berupa informasi baru karena ada kemungkinan mitra tutur akan bingung, apalagi informasi itu melanggar prinsip input “i+1”. Akan lebih baik jika informasi yang disampaikan mengandung inforasi lama yang telah diketahui mitra tutur dan informasi baru yang belum diketahui mitra tutur. Akan tetapi, informasi baru yang disampaikan ini hendaknya juga memperhatikan “i+1”. Informasi lama yang sudah dimiliki oleh mitra tutur akan membantunya memahami informasi baru yang disampaikan oleh penutur.
Berjalannya komunikasi dua arah tidak hanya ditunjang dengan beberapa aspek di atas. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah ketika dua orang atau lebih sedang berkomunikasi, hendaknya mereka mengetahui konteks pembicaraan karena tanpa mengetahui konteks pembicaraan, ada kecederungan terjadinya kesalahpahaman. Selain itu, ketika seorang pembicara sedang berbicara menggunakan metafor-metafor tertentu, hendaknya metafor yang digunakan sudah konvensional, minimal di kelompok kecil tempat ia berkomunikasi.
Beberapa hal di atas sesuai dengan pernyataan Buck terkait beberapa pengetahuan yang digunakan untuk memahami ujaran dalam komunikasi agar komunikasi berjalan dengan baik. Pengetahuan tersebut ada lima, yakni pengetahuan tentang input, penggunaan pengetahuan kebahasaan, penggunaan pengetahuan tentang dunia/pengetahuan umum non kebahasaan (knowledge of the worl), konteks komunikasi, dan penyiapan mental untuk merepresentasikan makna (Buck, 2001: 3 --4).

Daftar Rujukan
Yule, George. 1996. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krashen, Stephen D. 1982. Principles and Practice in Second Language Acquisition. California: Pergamon Press, Inc.
Buck, Gary. 2001. Assessing Listening. Cambridge: Cambrdige University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar