Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 Oktober 2012

POSTMODERNISME


POSTMODERNISME
Sejarah
Karakteristik postmodernisme, antara lain manusia tidak lagi dilihat sebagai subyek bahasa, subyek pemikiran, subyek sejarah, subyek wacana untuk memaknai realitas. Justru manusia dibicarakan oleh struktur-struktur bahasa.[1] Artinya, manusia dikendalikan oleh bahasa. Ini mengingatkan kita kepada hipotesis relativitas bahasa, yakni cara pandang seseorang dipengaruhi oleh bahasa yang dikuasainya. Akan tetapi, kadang kala kita terjebak oleh pernyataan ini. Hal yang patut disadari bahwa posmodernisme timbul sebagai akibat kegagalan aliran modern yang ditandai oleh dominasinya empirisme dan rasionalisme serta kapitalisme yang telah meminggirkan peran agama sehingga manusia mengalami disorientasi (kekacauan pandangan) dan pengasingan moral serta mental. Maka muncullah sekelompok pemikir yang mendeklarasikan ‘Ayo dobrak’ sebagai inti paham ‘dekontruksi’. Kata-kata ini sangat lekat dengan posmodernisme.
Definisi
Kata kuncinya adalah post (artinya pasca) yang menempel pada kata modernism. Modern itu sendiri berasal dari kata latin modo, just now, yakni baru saja. Pascamodern atau postmodernisme mengandung arti akibat dari, setelah, pascakelahiran, pengembangan, dan penolakan. Pandangan Ricard Appignanesi & Cris Garratt, menyatakan bahwa istilah ini dipakai secara leluasa dan otomatis membingungkan sebagai akibat dari dua sikap, yakni resistensi sekaligus pengaburan makna modernisme dan implikasi dari penguasaan pengetahuan luas ihwal modernisme yang kini sudah terlampaui era baru. Postmodernisme yang berkembang pada tahun 1960-an, yang pemikirannya berakar pada Nietczche dan Heideger memanyungi berbagai prestasi budaya seperti sastra, seni, arsitektur, sains, dan filsafat. Lebih jelasnya, kemudia Jean Francois Lyotard memberi batasan postmodernisme sebagai berikut:
1.       Adanya resistensi, keraguan, dan sikap skeptis terhadapa metanaratif, yakni teori



O’Donnnell Kevin. 2009. Postmodernisme. Yogyakarta : Kanisius


[1] Dinyatakan oleh Kaelan (1998), dalam A. Chaedar Alwasilah. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Rosda, hlm. 121

PSIKOLINGUISTIK

BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.  Konsep Dasar Biopsikologi
Psikologi  adalah  ilmu  pengetahuan  yang mempelajari perilaku  manusia  dalam  hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya  katanya, psikologi   berasal dari  bahasa  Yunani  Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
1.      Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
2.      Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosaprediksi atau estimasi
3.      Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan,  intervensi  atau  treatment  serta rehabilitasi  atau perawatan.
Biopsikologi  merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologiManusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.




B.  SensoriMotori
Pertumbuhan kognitif  didasarkan pada tindakan panca indera dan motorik. Dimulai dengan tindakan yang terutama berbentuk reaksi refleks.  Dalam tahap terakhir dari periode sensori motor,  anak membentuk gambaran mental,  dapat  meniru tindakan orang lain yang telah lalu dan merancang arti baru dari pemecahan persoalan dengan menggabungkan skema yang didapat sebelumnya dengan pengetahuan secara mental. Dalam periode singkat dari 18 bulan  atau  2  tahun  “anak  itu  telah  mengubah  dirinya  dari  organisme  yang  sama  sekali tergantung pada sifat  refeleks bawaan lainnya menjadi orang yang mampu berpikir  secara simbolik”.
Tahap Sensorimotorik :
1.      Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun
2.      Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan tindakan2 fisik.
Tahap sensorimotorik  terbagi 6 periode :
1.      Periode 1:  refleks (0 – 1 bulan)
2.      Periode 2:  kebiasaan (1 – 4 bulan)
3.      Periode 3:  reproduksi (4 – 8 bulan)
4.      Periode 4:  koordinasi skemata (8 – 12 bulan)
5.      Periode 5:  eksperimen (12 – 18 bulan)
6.      Periode 6:  representasi (18 – 24 bulan)
Ciri-ciri sensorimotor
1.      Didasarkan tindakan praktis.
2.      Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.
3.      Menyangkut jarak yang pendek antara subjek dan objek.
4.      Mengenai periode sensorimotor:
a.       Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd banyak faktor: lingkungan sosial dan kematangan fisik.
b.      Urutan periode tetap.
c.       Perkembangan gradual dan merupakan proses yang kontinu.
d.      Fungsi semiotik pd beberapa gejala
e.       Imitasi tak langsung akan membuat imitasi yang secara tidak langsung dari bendanya sendiri. Contoh: anak bermain kue-kuean sendiri, pasar-pasaran.
f.        Permainan simbolis. Contoh: mobil-mobilan dengan balok-balok kecil.
g.       Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.
h.       Fungsi semiotik lanjutan
i.         Menggambar. Anak dapat menggambar realistis tetapi tidak proporsional. Contoh: gambar rumah dan pepohonan tegak lurus di lereng pegunungan.
j.        Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris: bulat, bundar, persegi.
k.      Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai representasi benda atau kejadian.
l.         Perkembangan bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga perkembangan kognitif anak.
m.     Menurut Piaget: perkembangan bahasa merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial.

C.  Proses Sensorik
1.    Pengertian
Menurut Ayres (1979) proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau mengorganisasikanin put sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara  kicauan  burung,  otak  langsung  menterjemahkan  sebagai  bahasa  atau  suara  binatang.Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Proses  sensoris  disebut  juga  pengamatan,  yaitu  gejala  mengenal  benda-benda  disekitar  dengan mempergunakan  alat  indera.  Pengamatan  dengan  anggapan  atau  respon  memiliki  perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak ada.
Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum di sadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari  sehingga individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara  subjek dengan objek, disebut ‘’ apersepsi’’ dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas  objek.  Secara  psikolog perbedaan benda  yang di  amati  bersifat  kualitatif,  dengan tidak mengabaikan proses fisiologi secara psikologi sikap seseorang dalam situasi itulah yang akan memberi arti.
Contoh :Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km, kita rasakan jauh karena dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu 10km. Secara psikologis jarak 10 km dapat memiliki arti dekat maupun jauh. Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta adalah orang yang berarti bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berada di Jakarta adalah orang yang dicintai,sebaiknya apabila yang berada dijakarta adalah orang yang dibenci atau tidak disenangin akan memiliki arti yang jauh. Secara fisiologis 1 jam adalah 60menit atau 3600 detik. Secara psikologis dapat terasa lama. (missalnya: pada saat antri membeli tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya dapat terasa sebentar, (misalnya: saat bergembira atau bersandau gurau). Ternyata secara psikologis situasi tersebut mengatur atau menentukan arti kejadian–kejadian yang berlangsung dalam prosesnya. Secara psikologis alat indera merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawah ke otak. Sedangkan secara psikolgis yang penting adalah kesan yang terjadi, setelah ditemukan situasi yang berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses, yaitu:
a      Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.
b      Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.
c      Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh alat indera.
No
Rangsang(stimulus)
Penerima (Reseptor)
Perasaan (Sensitivitas)

1
Cahaya
Mata

Penglihatan

2
Suara
Telinga

Pendengaran

3
Panas dingin dan tekanan
Kulit

Perabaan

4
Gas
Hidung

Penciuman

5
Bahan Kimia
Lidah

Pengecapan



2.    Alat-Alat Tubuh Sensoris
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam - macam reseptor untuk mengetahui rangsangan dari luar atau disebut juga ekstraseptor. Ekstraseptor sering disebut juga alat indera.
Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan, indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap. Alat indera berfungsi untuk mensensor keadaan diluar , apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita rasakan, apa yang kita dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan sesesorang.
a      Mata(visual)
Terjadinya proses pengamatan adalah sebagai berikut :
Sumber cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli anterior → pupil → aquos humor pada kamera okuli posterior →lensa kristalina → korpus vitreum → retina →nervus optikus → otak → terjadi kesan-kesan apa yang kita lihat.



Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
1)   Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan biru) dan warna yang memengarui perasaan ke jiwaan.
Contoh:
Warna hijau memberi suasana tenang
Warna orange menimbulkan suasana riang
Buta warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna satu dengan warna yang lain. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir sehingga sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau kurang sempurna nya alat yang berfungsi untuk membedakan warna pada retina yang disebut cones. Buta warna total apabila yang terlihat semuanya berwarna abu-abu ( kelabu ) dieut monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan bikromat ( missal : hanya dapat melihat warna merah dan hijau ).
2)   Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus, dan balok. Orang yang mudah menerima kesan melalui mata tersebut disebut tipe visul.
3)   Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak ( missal : berada di ruang kelas, ruang,terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat lain)
b      Hidung (olfaktori)
Indera pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lendir ) hidung hanya dapat di rangsang,oleh gas. Menurut W.F Ganong manusia dapat mengenal 2000 sampai 4000 bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu :
1)   Nervus olfactorius, rangsangan adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk.
2)   Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper, kloroform dan ether.
Bau dapat mempengaruhi perilaku sesorang, misalnya : dekat orang yang wangi, menimbulkan keinginan mendekat atau sebaliknya.


c      Kulit (taktil)
Kulit merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas, dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri, tidak tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
1)   Corpus cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama pada puncak bibir,puncak jari, dan papilla mamae. Rangsangan yang diterima adalah tactil,(rabaan).
2)   Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan corium (kulit jagat). Rangsangan yang diterima adalah panas.
3)   Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan yang diterima adalah panas.
4)   Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di ujung jari yang berfungsi untuk meraba benda.
5)   Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang terdapat hampir seluruh jaringan tubuh.
d      Telinga (auditori)
Menurut W.F ganong (1991) di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga bagian di telinga,yaitu :
1)   Telinga bagian luar ( Acusticus eksternus)
2)   Telinga bagian tengah (Acusticus medialis)
3)   Telinga bagian dalam (Meatus acusticus internus)
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara, yaitu:
1)   Mendengar lagu-lagu mars, membuat kita jadi semangat.
2)   Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget.
3)   Mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang.
4)   Mendengar lagu-lagu melayu membuat kita menjadi ngantuk.
5)   Mendengar ledakan keras membuat kita jadi terkaget.




e      Lidah (gustatori)
Rangsangan kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh reseptor kimia atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap lingkungan luar adalah berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar suatu zat dapat dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut sehingga dapat menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut :
1)   Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh permukaan lidah.
2)   Papil seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah dan merupakan papil pengecap.
3)   Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga merupakan papil pengecap.

3.    Tahap-Tahap Proses Sensoris
Proses sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation, yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation). Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap input sensorik tadi (Williamson dan Anzalone, 1996)

4.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensoris
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor sebagai berikut:
a      Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses sensoris.
b      Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris tidak sempurna.
c      Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensoris.
d      Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.

5.    Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensoris Terhadap Perilaku
Proses sensoris yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam perilaku sebagai berikut :
a      Osilasi (ayunan),osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
b      Ilusi,terjadi karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi terjadi kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi :
1)   Keadaan fisik,adapun penyebab rangsangan yang keliru.
2)   Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,misal : tebang pohon pisang dikira mayat.
3)   Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka.
4)   Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.

D.  Proses Motorik
    Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud gerakan.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut meliputi : penerimaan informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik.
Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi pemberian, pengaturan dan pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh yang terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Untuk memberikan pengertian yang lebih operasional tentang gerak, maka diperlukan suatu batasan yang lebih spesifik. Batasan yang dimaksud adalah pengertian gerak dari gerak manusia melakukan aksi-aksi motorik misalnya perubahan tempat,posisi dan ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam melompat, berjalan, berlari atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses motorik,sebaliknya motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan merupakan penyebab terjadinya gerak.
Sedangkan proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1.    Gerakan refleks
2.    Gerakan terprogram
3.    Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4.    Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan

Hal yang banyak dipelajari adalah
1.    Gerakan tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer)
2.    Koordinasi antara gerakan berbagai anggota tubuh pada olahragawan.
Definisi lain menyebutkan bahwa  yang dimaksud dengan proses motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi positif”, artinya unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
1.    Analisator adalah alat penerima rangsangan.
Alat analisator meliputi:
a      mata (optik)
b      akustik (pendengaran)
c      taktil (alat persa atau kulit) dan semua yang berhubungan dengan stimulus
2.    Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat pada tubuh manusia.
3.    Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1.    motorik sehari-hari
2.    motorik bekerja atau pekerjaan
3.    motorik olahraga
4.    motorik ekspresi



BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
1.   Biopsikologi  merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
2.   Proses  sensoris  disebut  juga  pengamatan,  yaitu  gejala  mengenal  benda-benda  disekitar  dengan mempergunakan  alat  indera.
3.   Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

B.  Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk kita semua.