BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Biopsikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
1. Menjelaskan,
yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu
terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang
bersifat deskriptif
2. Memprediksikan,
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
3. Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek
dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata,
keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya.
Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku
manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh
sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat
alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
B. SensoriMotori
Pertumbuhan
kognitif didasarkan pada tindakan panca indera dan motorik. Dimulai
dengan tindakan yang terutama berbentuk reaksi refleks. Dalam tahap
terakhir dari periode sensori motor, anak membentuk gambaran mental,
dapat meniru tindakan orang lain yang telah lalu dan merancang arti
baru dari pemecahan persoalan dengan menggabungkan skema yang didapat
sebelumnya dengan pengetahuan secara mental. Dalam periode singkat dari
18 bulan atau 2 tahun “anak itu telah mengubah dirinya dari
organisme yang sama sekali tergantung pada sifat refeleks bawaan
lainnya menjadi orang yang mampu berpikir secara simbolik”.
Tahap Sensorimotorik :
1. Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun
2. Perkembangan
mental ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan bayi
mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan2 dan
tindakan2 fisik.
Tahap sensorimotorik terbagi 6 periode :
1. Periode 1: refleks (0 – 1 bulan)
2. Periode 2: kebiasaan (1 – 4 bulan)
3. Periode 3: reproduksi (4 – 8 bulan)
4. Periode 4: koordinasi skemata (8 – 12 bulan)
5. Periode 5: eksperimen (12 – 18 bulan)
6. Periode 6: representasi (18 – 24 bulan)
Ciri-ciri sensorimotor
1. Didasarkan tindakan praktis.
2. Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.
3. Menyangkut jarak yang pendek antara subjek dan objek.
4. Mengenai periode sensorimotor:
a. Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd banyak faktor: lingkungan sosial dan kematangan fisik.
b. Urutan periode tetap.
c. Perkembangan gradual dan merupakan proses yang kontinu.
d. Fungsi semiotik pd beberapa gejala
e. Imitasi
tak langsung akan membuat imitasi yang secara tidak langsung dari
bendanya sendiri. Contoh: anak bermain kue-kuean sendiri, pasar-pasaran.
f. Permainan simbolis. Contoh: mobil-mobilan dengan balok-balok kecil.
g. Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.
h. Fungsi semiotik lanjutan
i. Menggambar.
Anak dapat menggambar realistis tetapi tidak proporsional. Contoh:
gambar rumah dan pepohonan tegak lurus di lereng pegunungan.
j. Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris: bulat, bundar, persegi.
k. Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai representasi benda atau kejadian.
l. Perkembangan bahasa sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga perkembangan kognitif anak.
m. Menurut Piaget: perkembangan bahasa merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial.
C. Proses Sensorik
1. Pengertian
Menurut
Ayres (1979) proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau
mengorganisasikanin put sensorik yang diterima. Biasanya proses ini
terjadi secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara kicauan
burung, otak langsung menterjemahkan sebagai bahasa atau suara
binatang.Secara umum proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses
masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian
kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Proses
sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal
benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan
dengan anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi
pada saat stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan
kesadaran dan pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran
setelah stimulus tidak ada.
Proses
awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses akhir
disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang
situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan
bentuk pengalaman yang belum di sadari sebelumnya sehingga individu
belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayati.
Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah
mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dengan objek,
disebut ‘’ apersepsi’’ dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas
objek bukan kuantitas objek. Secara psikolog perbedaan benda yang
di amati bersifat kualitatif, dengan tidak mengabaikan proses
fisiologi secara psikologi sikap seseorang dalam situasi itulah yang
akan memberi arti.
Contoh
:Secara fisiologis jarak Cilegon-Jakarta kurang lebih 10 km, kita
rasakan jauh karena dimanapun berada memiliki jarak yang tetap, yaitu
10km. Secara psikologis jarak 10 km dapat memiliki arti dekat maupun
jauh. Memiliki arti dekat apabila yang berada di Jakarta adalah orang
yang berarti bagi orang yang di Cilegon. Misalnya orang yang berada di
Jakarta adalah orang yang dicintai,sebaiknya apabila yang berada
dijakarta adalah orang yang dibenci atau tidak disenangin akan memiliki
arti yang jauh. Secara fisiologis 1 jam adalah 60menit atau 3600 detik.
Secara psikologis dapat terasa lama. (missalnya: pada saat antri membeli
tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya dapat terasa sebentar,
(misalnya: saat bergembira atau bersandau gurau). Ternyata secara
psikologis situasi tersebut mengatur atau menentukan arti
kejadian–kejadian yang berlangsung dalam prosesnya. Secara psikologis
alat indera merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh
organ-organ tubuh lain yang dibawah ke otak. Sedangkan secara psikolgis
yang penting adalah kesan yang terjadi, setelah ditemukan situasi yang
berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui tiga proses, yaitu:
a Proses fisik, stimulus mengenai alat indera.
b Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh alat sensoris ke otak.
c Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh alat indera.
No
|
Rangsang(stimulus)
|
Penerima (Reseptor)
|
Perasaan (Sensitivitas)
|
1
|
Cahaya
|
Mata
|
Penglihatan
|
2
|
Suara
|
Telinga
|
Pendengaran
|
3
|
Panas dingin dan tekanan
|
Kulit
|
Perabaan
|
4
|
Gas
|
Hidung
|
Penciuman
|
5
|
Bahan Kimia
|
Lidah
|
Pengecapan
|
2. Alat-Alat Tubuh Sensoris
Di
dalam tubuh manusia terdapat bermacam - macam reseptor untuk mengetahui
rangsangan dari luar atau disebut juga ekstraseptor. Ekstraseptor
sering disebut juga alat indera.
Ada
lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan,
indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap.
Alat indera berfungsi untuk mensensor keadaan diluar , apa yang kita
lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita cium, apa yang kita rasakan,
apa yang kita dengar dapat mempengaruhi perilaku keadaan sesesorang.
a Mata(visual)
Terjadinya proses pengamatan adalah sebagai berikut :
Sumber
cahaya → kornea →aquos humor pada kamera okuli anterior → pupil → aquos
humor pada kamera okuli posterior →lensa kristalina → korpus vitreum →
retina →nervus optikus → otak → terjadi kesan-kesan apa yang kita lihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indera penglihatan, yaitu:
1) Pengamatan warna, terdiri atas warna dasar (merah, kuning, dan biru) dan warna yang memengarui perasaan ke jiwaan.
Contoh:
Warna hijau memberi suasana tenang
Warna orange menimbulkan suasana riang
Buta
warna, yaitu undividu yang tidak dapat membedakan warna satu dengan
warna yang lain. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa sejak lahir
sehingga sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penyebab buta warna
adalah tidak ada atau kurang sempurna nya alat yang berfungsi untuk
membedakan warna pada retina yang disebut cones. Buta warna total
apabila yang terlihat semuanya berwarna abu-abu ( kelabu ) dieut
monokromat. Buta hanya melihat dua warna dinamakan bikromat ( missal :
hanya dapat melihat warna merah dan hijau ).
2) Pengamatan
bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus, dan balok.
Orang yang mudah menerima kesan melalui mata tersebut disebut tipe
visul.
3) Pengamatan
ruang, meliputi tempat dan jarak ( missal : berada di ruang kelas,
ruang,terbuka, dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat lain)
b Hidung (olfaktori)
Indera
pembau yang terdapat pada mukosa ( selaput lendir ) hidung hanya dapat
di rangsang,oleh gas. Menurut W.F Ganong manusia dapat mengenal 2000
sampai 4000 bau yang berbeda.
Saraf yang menerima rangsangan pembau, yaitu :
1) Nervus olfactorius, rangsangan adalah wangi-wangian, bensol, lisol, dan gas yang busuk.
2) Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper, kloroform dan ether.
Bau dapat mempengaruhi perilaku sesorang, misalnya : dekat orang yang wangi, menimbulkan keinginan mendekat atau sebaliknya.
c Kulit (taktil)
Kulit
merupakan indera untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas,
dingin, dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat
yang berbeda-beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri, tidak
tedapat satu pada kulit kita.
Macam-macam reseptor pada kulit:
1) Corpus
cula tactus dari meisner, terdapat pada papilla terutama pada puncak
bibir,puncak jari, dan papilla mamae. Rangsangan yang diterima adalah
tactil,(rabaan).
2) Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan corium (kulit jagat). Rangsangan yang diterima adalah panas.
3) Corpus cula bullo idea Krousa, terdapat pada corium. Rangsangan yang diterima adalah panas.
4) Corpus cula Lamellasa paceni, terdapat di subkutis terutama di ujung jari yang berfungsi untuk meraba benda.
5) Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang terdapat hampir seluruh jaringan tubuh.
d Telinga (auditori)
Menurut
W.F ganong (1991) di dalam telinga terdapat dua reseptor sensorik untuk
pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara melalui tiga
bagian di telinga,yaitu :
1) Telinga bagian luar ( Acusticus eksternus)
2) Telinga bagian tengah (Acusticus medialis)
3) Telinga bagian dalam (Meatus acusticus internus)
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh bunyi atau suara, yaitu:
1) Mendengar lagu-lagu mars, membuat kita jadi semangat.
2) Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget.
3) Mendengar lagu-lagu slow membuat kita jadi tenang.
4) Mendengar lagu-lagu melayu membuat kita menjadi ngantuk.
5) Mendengar ledakan keras membuat kita jadi terkaget.
e Lidah (gustatori)
Rangsangan
kimia yang berasal dari luar tubuh kita diterima oleh reseptor kimia
atau disebut kemoreseptor. Kemoreseptor kita terhadap lingkungan luar
adalah berupa tunas pengecap yang berupa lidah. Agar suatu zat dapat
dirasakan, zat itu harus larut dalam kelembaban mulut sehingga dapat
menstimulasi kuncup rasa atau tunas pengecapan.
Pada lidah terdapat 3 macam papil sebagai berikut :
1) Papil bentuk benang, merupakan papil peraba dan tersebar diseluruh permukaan lidah.
2) Papil
seperti huruf V, tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu
saluran pada daerah dekat pangkal lidah dan merupakan papil pengecap.
3) Papil berbentuk palu, terdapat pada daerah tepi-tepi lidah, juga merupakan papil pengecap.
3. Tahap-Tahap Proses Sensoris
Proses
sensorik diawali dengan penerimaan input (registration), yaitu individu
menyadari akan adanya input. Proses selanjutnya adalah orientation,
yaitu tahap dimana individu memperhatikan input yang masuk. Tahap
berikutnya, kita mulai mengartikan input tersebut (interpretation).
Selanjutnya adalah tahap organization, yaitu tahap dimana otak
memutuskan untuk memperhatikan atau mengabaikan input ini. Tahap
terakhir adalah execution, yaitu tindakan nyata yang dilakukan terhadap
input sensorik tadi (Williamson dan Anzalone, 1996)
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensoris
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor – faktor sebagai berikut:
a Keadaan indera yang sehat dan sempurna akan mempengaruhi kesempurnaan proses sensoris.
b Perhatian
yang tertuju pada objeknya yang memudahkan persepsi dan apabila
perhatian kurang akan mengganggu konsentrasi sehingga proses sensoris
tidak sempurna.
c Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu proses sensoris.
d Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
5. Gangguan Mental Karena Faktor Proses Sensoris Terhadap Perilaku
Proses
sensoris yang terjadi pada seseorang ternyata jika tidak berjalan
semestinya dapat menimbulkan gangguan mental yang tercermin dalam
perilaku sebagai berikut :
a Osilasi
(ayunan),osilasi terjadi karena perhatian atau pengamatan yang mudah
beralih sehingga menyebabkan kesan yang selalu berubah.
b Ilusi,terjadi
karena kesalahan persepsi sehingga terjadi kesalahan kesan. Dalam ilusi
terjadi kesalahan pengamatan. Penyebab terjadinya ilusi :
1) Keadaan fisik,adapun penyebab rangsangan yang keliru.
2) Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,misal : tebang pohon pisang dikira mayat.
3) Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka.
4) Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan secara keseluruhan.
D. Proses Motorik
Istilah
motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak
melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya
adalah keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan
sesuatu yang kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang,
evaluasi dan pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud
gerakan.
Motorik
dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi
organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang
menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Peristiwa-peristiwa laten yang
tidak dapat diamati tersebut meliputi : penerimaan informasi, pemberian
makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses pengambilan
keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi
motorik.
Setelah
itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi pemberian,
pengaturan dan pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh yang
terlibat dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.
Gerak
diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu
posisi ke posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu
dimensi ruang dan waktu. Untuk memberikan pengertian yang lebih
operasional tentang gerak, maka diperlukan suatu batasan yang lebih
spesifik. Batasan yang dimaksud adalah pengertian gerak dari gerak
manusia melakukan aksi-aksi motorik misalnya perubahan tempat,posisi dan
ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam melompat, berjalan, berlari
atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat atau
diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses
motorik,sebaliknya motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati
dan merupakan penyebab terjadinya gerak.
Sedangkan
proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia,
yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan
(kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis
untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik
berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia.
Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan :
setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak.
Perbedaan : Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda
dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati. Proses motorik juga
menghasilkan gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan
motorik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik
biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi,
neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur
dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1. Gerakan refleks
2. Gerakan terprogram
3. Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit
4. Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan
Hal yang banyak dipelajari adalah
1. Gerakan tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer)
2. Koordinasi antara gerakan berbagai anggota tubuh pada olahragawan.
Definisi
lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam
proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
Ketiga
unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi
positif”, artinya unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai
kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya.
Selain
mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
1. Analisator adalah alat penerima rangsangan.
Alat analisator meliputi:
a mata (optik)
b akustik (pendengaran)
c taktil (alat persa atau kulit) dan semua yang berhubungan dengan stimulus
2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot yang terdapat pada tubuh manusia.
3. Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.
Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :
1. motorik sehari-hari
2. motorik bekerja atau pekerjaan
3. motorik olahraga
4. motorik ekspresi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Proses
sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal
benda-benda disekitar dengan mempergunakan alat indera.
3. Motorik
dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi
organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang
menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
B. Saran
Untuk
mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji
menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami
tentang konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan
dalam makalah memberi manfaat untuk kita semua.